Tuesday 31 May 2016

INDAH NYA DI PERKOSA TEMEN SUAMIKU

INDAHNYA DI PERKOSA 


Kali ini aku akan bercerita mengenai nikmatnya diperkosa oleh teman suamiku yang ganteng dan gagah. Aku berasal dari kota Subang. Pendidikanku cukup baik, aku selalu berhasil dengan baik dalam tiap pelajaran, bahkan aku dapat lulus dari perguruan tinggi dengan IP yang sangat memuaskan. Tetapi itu semua tidak menjamin kebahagiaan, aku dididik dengan pendidikan yang kolot, serius, sehingga aku cenderung menjadi orang yang kuper dan pendiam. Namun itu tidak menyulitkanku dalam hal perjodohan, karena banyak orang mengatakan bahwa aku cantik, dan memiliki mata yang indah, aku tidak terlalu memahami apa yang mereka katakan, namun kebanyakan pria yang mendekatiku mengatakan hal serupa.


Karena itulah di usia yang relatif muda, 24 tahun aku berhasil menemukan jodoh yang baik, dia cukup kaya dan pengertian walaupun usianya jauh lebih tua dari aku, 31 tahun, maklum karena aku selama ini dibesarkan dengan didikan orang tua yang otoriter sehingga suamiku juga cukup selektif karena Mama hanya memperbolehkan orang yang qualified menurutnya untuk apel ke rumahku, bila pria yang apel ke rumahku berkesan norak dan hanya membawa kendaraan roda dua, jangan harap Mama akan mengijinkannya untuk berkunjung lagi.

Selama beberapa tahun, hubungan kami baik-baik saja, kami dikaruniai dua orang anak, dan kami sangat berkecukupan di bidang materi. Namun kadang-kadang tidak semuanya berjalan lancar, ternyata suamiku tidak bisa lagi memberi nafkah batin kepadaku, ternyata dia mengalami problem impotensi, karena over working. Tetapi alku tetap mencintainya karena dia jauh dari perselingkuhan dan dia sangat perhatian kepadaku.


Walaupun dia sudah tidak dapat lagi memberiku kepuasan, namun aku tetap menahan diri dan mencoba untuk tidak berselingkuh. Semuanya berjalan dengan baik sampai akhirnya datang Boni. Dia adalah rekan bisnis suamiku sejak lama, namun aku baru sekian lama dapat berjumpa dengannya, dia seusia suamiku, menurutnya dia dan suamiku berpartner sejak mulai bekerja, kami kemudian menjadi dekat karena dia orangnya humoris.

Dasar laki-laki tampaknya dia cukup tanggap dengan keadaan suamiku yang tidak mampu lagi memuaskan diriku sehingga akhirnya dia akan membawaku ke jurang kehancuran, aku dapat merasakan matanya yang jalang bila melihatku, terus terang saja aku merasa risih namun ada sensasi birahi dalam diriku bila dipandang seperti itu, aku tidak tahu mengapa, mungkin karena aku tidak pernah mendapat perlakuan seperti itu, walaupun ketika masih mojang aku mempunyai banyak kenalan pria.


Suatu saat dia menelepon dari hotel, dia menyuruh menjemput suamiku yang katanya minum-minum sampai mabuk, aku ingat waktu itu masih pagi betul, memang suamiku kadang lembur sampai malam sekali, sehingga aku tidak tahu kapan dia pulang. Betapa bodohnya aku, aku menyadari suamiku tidak pernah minum alkohol, entah mengapa ajakan Boni seperti hipnotis sehingga aku tidak curiga sama sekali.

Akhirnya aku sampai di hotel GS tempat Boni menginap, aku memasuki kamarnya dan dengan muka tak berdosa dia memaksaku untuk masuk, tanpa curiga aku cepat-cepat masuk dan mencari suamiku, namun ketika aku sadar dia tidak ada tiba-tiba mulutku dibekap dari belakang, napasku sesak sampai aku pingsan, entah apa yang terjadi selanjutnya, aku merasa ada kegelian di dadaku, seseorang mengelus-elus dan meremas-remas bagian dadaku.


Pelan-pelan aku terbangun, kulihat Boni sedang memainkan payudaraku. Oh, betapa terkejutnya aku, apalagi mendapati diriku terebah di tempat tidur dengan hanya baju atasan yang sudah terbuka dan BH-ku yang sudah dibuka paksa. Aku menyuruhnya melepaskanku kudorong dorong badannya tetapi dia tak bergeming.

Dia memegangi kedua tanganku dan menekuk kedua lenganku dan menaruhnya di samping kepalaku, sehingga aku praktis tidak bisa apa-apa, genggamannya terlalu kuat, dia tertawa kecil dan menciumi kedua puting payudaraku, aku menolak tapi entah kenapa aku merasa risih birahi. Kemudian dia memasukkan penisnya ke bagian kemaluanku, aku meringis-ringis dan berteriak, rasanya sakit sekali.


Tetapi aku sepertinya justru menginginkannya, di tengah pergumulan itu aku menyadari bahwa penis suamiku sebenarnya terlalu kecil, aku pelan-pelan merasakan kenikmatan, dasar lelaki tampaknya Boni sangat pintar mengambil kesimpulan, aku pasrah pada kemauannya, ketika dia membalikkan badanku sampai seperti merangkak, dia sangat agresif, tetapi aku dapat mengimbanginya karena sudah lama aku tidak merasakan ini. Dia kembali menusukkan penisnya di kemaluanku dan meremas-remas payudaraku. Ahh, memang aku merasakan kenikmatan yang luar biasa yang bahkan suamiku sendiri tidak pernah memberikannya. Kemudian merasa tidak puas dengan baju bagian atasku yang masih menempel, dia melepaskannya, sambil kemudian membuat posisiku seperti duduk dipangku olehnya.

Seperti kesetanan aku secara otomatis mengikuti irama kemauannya, ketika kedua tangannya memegang perutku dan menggerakkannya naik turun aku secara otomatis mempercepat dan memperlambat gerakanku secara teratur, dia tersenyum penuh kemenangan, merasa dia telah membuat ramalan yang jitu. Kurasakan dia kembali meremas-remas dadaku ketika dia merasa aku dapat mengambil inisiatif.


Sungguh seperti binatang saja aku, melakukan hal semacam itu di pagi hari, di mana seharusnya aku ada di rumah mempersiapkan sarapan dan mengurus anak-anakku. Sempat kurasakan tiada selembar benangpun menempel di tubuhku kecuali celana jinsku di sebelah kanan yang belum terlepas seluruhnya, tampaknya Boni tidak sempat melepasnya karena terlalu terburu nafsu.

Akhirnya dia menyuruhku mengambil posisi telentang lagi dan dia mengangkat dua kakiku direntangkannya kedua kakiku ke arah wajahnya dan dia mulai memainkan penisnya lagi, dan kurasa dia sangat menaruh hati kepada payudaraku, karena kemudian dia mengomentari payudaraku, menurutnya keduanya indah bagaikan mangkuk. Hmm, aku sungguh menikmatinya karena suamiku sendiri tidak pernah memberi perlakuan spesial pada kedua payudaraku ini, paling dia hanya meremas-remasnya. Tetapi apa yang dilakukan Boni benar-benar sungguh mengejutkan dan memuaskan diriku, dia menghisap putingku dan memainkannya seperti dot bayi. Hanya sebentar rasanya aku mengalami orgasme, aku merasa lelah sekali dan kehabisan nafas sampai akhirnya dia juga sampai ke situ.


Setelah itu aku merasa sangat marah dan menyesal kudorong Boni yang masih mencoba mencumbuku, kumaki dia habis-habisan. Tampaknya dia juga menyesal, dia tidak dapat berkata apa-apa. Boni kemudian hanya duduk saja sementara aku sambil menangis memakai kembali seluruh pakaianku. Aku mencoba menenangkan diri, sampai kemudian Boni mengancamku untuk tidak mengatakan hal ini kepada suamiku, dia kembali menekankan bahwa bisnis suamiku ada di tangannya karena dia adalah pembeli mayoritas sarang burung walet suamiku. Aku membenarkannya karena suamiku pernah berkata bahwa Boni adalah koneksinya yang paling penting. Aku bingung olehnya, baru-baru ini ketika dia pulang ke kotaku, dia kembali memaksaku melakukan lagi hal serupa, bahkan dia pernah berkata bahwa suamiku sudah menyerahkan diriku padanya karena dia merasa tidak mampu lagi memuaskan diriku. 

Monday 30 May 2016

GARA-GARA DI INTIP ANAK KANDUNG

NGESEKS DENGAN ANAK KANDUNG 


Tidak ada yang bisa memaafkan dengan apa yang pernah saya lakukan. Yang pernah kami lakukan, lebih tepatnya. Suatu perbuatan yang tidak terpuji, maksud saya adalah pembenaran dari suatu hal yang buruk atau mungkin hal yang menjauh dari kesucian, dari tindakan buruk yang pernah kami lakukan. Tapi pasti ada alasan, pasti ada, pasti selalu ada konsekuensi dari suatu kelakuan yang buruk.


Saya tidak meminta simpati dari para pembaca, tapi jika anda mempunyai empati dari cerita yang saya buat, saya harap cerita ini bisa membuat anda mengerti. Memang, alasan saya menulis cerita ini untuk mengklarifikasi dan sebagai motivasi dan kelemahan dan juga suatu kebutuhan yang didasari suatu kebodohan dan juga mungkin kesenangan dari sebuah hubungan sedarah kami, sewaktu saya menyetubuhi anak laki – laki saya.

Jika cerita ini memang terdengar klise atau sudah pernah di tulis, itu hanya disebabkan oleh kesamaan suatu keadaan perilaku Manusia. Namun cerita sex ini berdasarkan dari kisah saya. Erik (pacarnya memanggilnya Robert, teman-teman nya memanggilnya Rob, tapi aku tetap memanggilnya Erik, anak laki-laki ku yang sangat ku sayang) sekali lagi dia mengganggu privasi aku, sewaktu aku mandi. Yang ke-3 kalinya di dalam bulan ini. Dengan alasan sebelumnya bahwa adik perempuannya memakai kamar mandi kami yang lain, dan Erik menjadi sangat benar2 cerdik dalam kenakalannya. (suatu alasan yang memang tidak bisa aku sanggah)

Saat pertama dia hanya buang air kecil, tapi dia lakukan dengan waktu yang lama, menggoyangkan k0ntolnya, memasukan ke celananya dan menutup retsleting celananya sebelum dia berlalu. Memang seperti itu prosedurnya (kecuali memang karena harus melakukan sesuatu yang membutuhkan waktu yang panjang). Dia pernah menanyakan kepadaku tentang sesuatu (tapi aku lupa tentang apa) dan pertanyaan itu membuat dia semakin lama untuk keluar dari kamar mandi, aku jadi curiga dia berusaha untuk melihat sekilas tubuh telanjangku dari balik kaca plastic yang buram, tetapi tetap bisa memperlihatkan lekuk tubuhku yang langsing diusiaku yang ke- 38 ini.

Aku harus mengakui dimana aku tidak bisa menyembunyikan diriku lebih jauh, dari anak laki – laki yang berumur 16 tahun dan sebagai remaja masa kini, pasti sudah melihat banyak sekali tubuh wanita yang sedang telanjang. Sudah pasti saat dia sedang kencan (dan jika beruntung) dia akan mendapatkan semua kejujuran dan kebohongan apa yang disimpan wanita, tentang suatu rahasia yang berada diantara kaki wanita, secara pribadi. Sebenarnya aku tidak berpikir lebih tentang niatnya untuk mengintip ku sampai nanti, setelah beberapa saat Erik muncul waktu aku sedang menyabuni tubuhku. Saat itu juga aku langsung membilas tubuhku dari sabun, dan seketika itu juga aku tersadar dengan isyarat bahwa aku tidak sendirian dirumah. Suamiku sudah pergi ke kantor pagi-pagi sekali, lalu dimana Rika ? Aku berkata di dalam hati.

“ Maaf, Mam”, terdengar suara dari anak lakiku yang mempunyai tubuh lumayan atletis itu. “ Rika memakai kamar mandi yang lain dan aku sudah putus asa tidak tahan ingin buang air kecil, jadi aku masuk ke kamar mandi Mama”. Kata Erik kepadaku, sambil membalikan badan ke kloset, dan duduk di kloset, setelah itu saya melihat bayangannya dari balik kaca penghalang plastic dia menurunkan celana boxernya dengan sekali gerakan “ Dia bilang mau buang air kecil, tapi kenapa dia duduk di kloset dan melepas semua celananya”, aku bergumam di dalam hati.

Setelah aku perhatikan, suatu perhatianku kepadanya yang tidak terlalu khusus,

”Mmm..”, aku bergumam yang gumaman ku mungkin agak keras dan bisa terdengar diantara derasnya suara air pancuran, dan aku tetap melanjutkan membilas badanku.

Dan diluar ruangan shower, aku melihat dengan sudut mataku ada semacam rupa gerakan yang berirama, dan sudah bisa dipastikan itu adalah gerakan yang sangat familiar.

” Sepertinya dia sedang menarik K0ntolnya, benar gak ya..Hmmm”, aku jadi sedikit penasaran. Aku tidak bisa menahan senyum kecilku, ternyata aku melihat anak lakiku secara diam-diam melakukan onani di hadapan Mamanya yang sedang telanjang.


Aku merasa seperti tergganggu tetapi juga merasa senang dalam waktu yang bersamaan, bingung sekali rasanya.

Yang membuat ku senang bukanlah sesuatu yang sedang dia lakukan. Tetapi Tubuh ku ini, setelah aku lihat2, aku bangga mempunyai tubuh yang bisa menjadi inspirasi bagi dia, itu yang membuatku jadi agak tersenyum nakal. Yang membuat ku merara terganggu dan risih adalah karena tidak ada tanggapan yang sesuai dari ku sebagai seorang Ibu, aku merasa bersalah karena aku tidak marah kepadanya. Tapi faktanya, malah membuatku seperti agak sedikit horny dan merasa berada di dalam keanehan yang eksotik, aku malah merasa sebagai penari striptis yang sedang tampil di dalam sebuah pelindung kaca.

Aku geser badanku dengan sedikit goyangan yang sexy, yang memperlihatkan lekuk tubuhku, dan aku mendengar meningkatnya tempo pergerakan genggaaman tangannya di k0ntolnya. Di dalam sebuah gerakan tubuhku yang total tanpa aku merasa ragu untuk memperlihatkan bayangan lekuk tubuhku dari balik penghalang kaca platic yang buram itu, dan aku tidak tahu dari mana ide ini datang seperti spontan saja mengikuti naluri, aku majukan perutku ke menghadap plastic pelindung yang tembus cahaya itu tepat disebelanya adalah muka Erik yang sedang mengintipku secara langsung.

Dengan aku memajukan perutku agak menempel ke kaca tersebut, otomatis dia melihat bagian gelap di bawah perut Mamanya yang memperlihatkan seperti semak tipis yang gelap yang sedang disirami oleh siraman air dari shower, dengan gerakan tubuh ku yang naik dan turun perlahan secara berulang – ulang, dengan sangat benar-benar memprovokasinya.

Menurutku gerakan itu cukup memberikan dia serangan mendadak ke psikisnya dan membuat dirinya berpikir untuk mengambil tisu sebanyak-banyaknya untuk menahan semprotan derasnya aliran sperma yang mengalir deras dari k0ntolnya, agar tidak bercucuran di lantai. Pikiran nakal yang ada di otakku adalah, menginginkan dengan sangat untuk menghisap bagian vital dari anak lakiku itu yang sedang dimainkan olehnya dan melakukan hisapan ketika spermanya keluar bagaikan air mancur.

“ Tapi dia adalah anak laki mu”, protes hati nurani ku, sambil aku membalikan badanku menjauh dari wujud bayanganya yang sedang memuntahkan sperma, tapi jariku sendiri malah menyentuh Memekku secara spontan.
Menurutku, mungkin saat itu kami mempunyai pikiran yang sama, tentang ketidak senonohan/lancang mengenai diri kami masing2, berpikir dengan memutar imajinasi kami tentang keuntungan atau keburukan yang akan kita dapatkan. “Ibu dan anak sama2 mempunyai nafsu sexual yang tinggi”, pikirku.

Aku menunggunya sampai dia keluar dari kamar mandiku, dia terliahat seperti terburu-buru saat keluar dari pintu kamar mandi. Aku tidak tahu, apakah dia sebenarnya tahu apa yang sedang terjadi, sehingga dia keluar cukup tergesa-gesa, atau dia takut diketahui oleh diriku, (jika memang aku tidak tahu, tapi mengapa tadi aku tempelkan tubuhku,agar dia bisa melihatku di kaca plastik ini?) Tapi sayangnya akibat ketergesa-gesaannya dia telah melewatkan pertunjukan besar dari ibunya, yang ternyata diriku juga merasakan orgasme, tidak lama kira-kira tidak sampai 30 detik setelah dia keluar dari kamar mandi.


Dan menurutku itu sangat memalukan!! Dan aku mengakuinya kepada diriku sendiri sesaat setelah aku pulih dari nikmatnya orgasme kecilku. Jika dia bukan anak ku, mungkin aku sudah tergoda. Aku mengingat kembali tetang aksi masturbasi kita antara aku dan Erik yang saling berbalasan tapi secara sembunyi dan aku mengingatnya satu persatu, aku membayangkan jika aku jadi Erik atau pada diriku sendiri, seperti kejadian yang terjadi begitu saja dan memang tidak terencana tapi memang sungguh nyata, meskipun diantara kita sekarang sudah tidak di ruangan yang sama.

Sampai pada suatu kesempatan, Rika anak perempuanku pergi keluar rumah pagi-pagi sekali. Dimana menurut Erik, Rika pergi untuk melakukan suatu kegiatan di luar rumah. Jadi kesempatan kali ini, bisa digunakan Erik untuk mengintip lagi Ibu-nya yang sedang telanjang. Apakah aksi Erik sebelumnya, merupakan suatu kelicikan? Akankah dia melakukannya lagi, dan apakah tanggapanku yang harus aku buat kali ini?

“Ah, tidak, Jangan” tapi pikiran nakalku berbisik,” Ayolah, sayang, biarkan inspirasi erotis itu datang dan ada diantara kalian berdua”,hal ini bisa membuatku nakal lebih jauh, dan libidoku yang tinggi ini ingin merasakan sisi gelap dari sebuah gairah yang terlarang.

Bagaikan seorang permaisuri di dalam novel-novel romantis yang tertarik kepada Pemuda-pemuda nakal, dan membayangakan pemuda tersebut sebagai sumber obsesinya, dan gairah kupun kembali menyala.

Aku mencoba untuk menempatkan diri dan berpikir, jika aku berada pada situasi itu, aku masih belum bisa menemukan jalan keluar mengenai masalah ini sampai dengan 8 hari kemudian, sekali lagi privasi ku diserang. Tapi kali ini, sesaat setelah aku selasai mandi dan bersiap untuk keluar dari kamar mandi, sebelum Erik menyelesaikan aksinya.

“ Upsss…!!”, kataku. Erik, berdiri diatara aku dan handuk besarku yang masih tergantung di gantungan pintu kamar mandi, dan aku kembali masuk kedalam ruangan shower , lalu aku berkata

“ Hey, sayang..tolong berikan handuk Mama, yang warna merah jambu, lempar saja handuk itu dari atas!! “
Saya melihat gerakan bayangan k0ntolnya dari bayangan kaca plastik pelindung, sewaktu dia melemparkan handuk kepadaku. Aku segera memakai handuk dengan melilitkan kebadanku, dan aku segera keluar dari ruangan shower.

Sewaktu aku keluar, perasaan ku seperti meleleh. Aku melihat Erik dengan celana pendeknya, yang sudah siap dengan ujung k0ntol yang sudah terlihat keluar dari celananya. Handuk kecil yang ada ditangannya tidak terlalu lebar untuk menutupi k0ntolnya, dari situ aku mulai mengerti. Anak laki – laki ku menatap dengan berani kearah tubuh ibunya. Dia menjulurkan tangannya ke k0ntol untuk membetulkan posisi k0ntolnya agar lebih nyaman. Dan dia mulai mengocok K0ntolnya di depan diriku, namun itu hanya asumsi ku saja mungkin apa yang ku lihat adalah salah, dan aku akan mencoba memikirkannya nanti.

Saat pertama kali kami menggunakan kamar mandi bersama, mungkin dia terlihat seperti kejadian yang tidak disengaja, tapi lama kelamaan dan kali ini, dia lebih berani dan mempunyai maksud tersembunyi, dan sekarang, dia melakukannya secara nyata di depanku.

”Sudah keterlaluan, menurutku” dan spontan aku langsung menampar mukanya dengan keras.

Akibat tamparanku, Erik sangat kaget, dan akupun juga kaget, mengapa aku menampar Dia, aku agak sedikit merasa bersalah. Terlihat dari muka Erik yang sangat kebingungan dan sangat sedih. Aku tahu bahwa mungkin aku telah salah bertindak, dengan tidak melihat situasi dan kondisi. Melihat kebingungan dan ketakutannya, sikap keibuanku pun mulai keluar, dan aku jadi tidak memperhatikan mengenai keadaanku sekarang yang sudah mendekati telanjang, hanya berbalut handuk merah jambu, tapi aku tetap acuh dan melupakan keadaan ku sekarang yang hanya berbalutkan handuk, aku langsung memeluknya dengan pelukan erat seorang ibu yang sangat sayang kepada anak laki-laki nya. K0ntolnya yang tadi berdiri tegak dan keras, menjadi agak lembek beberapa saat, tapi mukanya secara tidak langsung menempel pada payudaraku, karena dekapan pelukanku yang erat kepada dirinya.

Aku merasa menjadi sangat buruk di mata Erik, dan aku ingin memberikanya suatu ganti rugi untuknya.
“Oohh Erik anaku sayang, maafkanlah Mama sayang, Mama tidak bermaksud untuk menyakitimu, soalnya Mama sangat kaget ketika membuka pintu shower, kamu sedang onani dengan mengintip Mama, dengan melihat tubuh Mama yang sudah tua ini”.

Erik hanya terdiam, dengan mengeluarkan sedikit air mata, dengan tetap meneruskan pelukannya pada tubuhku dan terus menyandarkan kepalanya di Dadaku. Aku coba mengatakan kepadanya, agar kejadian ini tidak dianggap sebagai hal yang serius, dengan mengatakan,

” Adakah yang Mama bisa lakukan untuk mu, agar kamu bisa melupakan kejadian ini, sayang?” , “ Apa yang bisa mama dapakan untuk bayi Mama ini, apakah kamu mau yang special dari Mama? Ayo, bilang ke Mama, Sayang!!!”


Sewaktu aku sedang membujuknya, aku merasakan Puting susuku yang sebelah kiri seperti dihisap. Ternyata setelah aku melihat kearah Payudaraku, Erik telah berkata dengan tersirat melalui aksi mulutnya, apa yang dia inginkan dariku. Apa yang bisa dilakukan lebih, dari seorang ibu kepada anaknya kecuali menyusuinya, meskipun anaknya sudah berumur 16 Tahun. Hati dan perasaan ku seperti menabur rasa kemurnian kasih sayang dari seorang ibu untuk anaknya melalui bagian tubuh yang sangat intim, yaitu putting susu ku ke Bibir Erik. 

Rasanya aku ingin memelihara kedekatan fisik, tubuh kami antara aku dan anak ku, sebagai moment yang manis. Sama seperti saat Erik masih bayi. Tapi dengan bertumbuhnya kedewasaan diantara kami, pasti akan menimbulkan image yang buruk.

Aku merasakan K0ntolnya mulai mengeras dan berdiri tegak kembali, dan artinya hisapan di Puting susuku terasa bukan hisapan yang kekanak kanakan, tetapi dengan mengerasnya Batang k0ntol Erik, memperlihatkan bahwa dia sedang berada di dalam samudra gairah yang tak tertahankan!! Gelombang gairah itu pun akhirnya juga menerpa dan mulai merasuki ku, dan aku mulai terangsang sangat hebat, sikapku pada saat itu mulai berubah dari seorang wanita yang sangat keibuan menjadi seorang Ibu yang sangat menginginkan bercinta dengan seorang pemuda yang umurnya terpaut jauh lebih muda dariku (MILF).

Saya mulai merasakan telapak tangan Erik, meluncur turun kebawah perutku dan jari-jrinya menuju kearah lipatan vertikal ku yang ditumbuhi bulu halus, yang memang sangat aku rawat, dan sekarang memek ku sudah mulai basah oleh cairan kewanitaanku, karena rangsangan yang hebat yang aku rasakan dari rabaan jari – jari Erik.

Dia pasti tahu dengan apa yang dia lakukan kepadaku dan akan membuatku menggeliat, dimana tangan kanannya meyeruak masuk kedalam Memekku dan jarinya memainkan bagian yang paling tervital di tubuhku, jarinya mulai memelintir dengan halus klitorisku, dan aku merasakan aliran darahku yang deras berdesir ke seluruh tubuhku, suatu kenikmatan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, aku merasa seperti melayang jauh tinggi ke awan. Yang kurasakan ini mungkin karena, Anaku sendiri yang membuatku jadi begini, memang rasanya terasa sangat jauh berbeda , saat aku melakukan ini dengan suamiku.

Tanpa sadar aku terus memajukan pinggulku untuk penetrasi ke dalam sentuhannya jari2nya, kami lakukan ini dengan sangat perlahan, dan aku sangat menikmatinya. Erik memindahkan mulutnya untuk menghisap puting ku yang satu lagi, dan jari dari tangan kirinya tetep menusuk kedalam liang memekku, sambil kadang memencet klitorisku dengan lembut, dan aku rasakan sisa jarinya yang masih diluar liang memekku meraba bibir anusku dengan nakal, kadang dimasukan atau menggesek gesek bibir anusku.

Aku mulai merasa kehilangan kontrol terhadap situasi yang terjadi saat itu, aku sangat yakin bahwa aku tidak mempunyai kehendak untuk menghentikan cekramaan dari rangsangan gairah nafsu yang sedang membakar kami berdua. Yang terjadi malah aku mencengkram Bantang k0ntol anaku yang mengacung tinggi dan keras, yang selama ini anakku pamerkan kepadaku tapi aku acuh tak acuh, dan aku merasakan kekuatan dari seorang lelaki yang mempunyai nafsu seperti binatang. Semakin aku berpikir liar, dan aku semakin terangsang sangat hebat. Sentakan dari desiran darah di dalam adrenalinku merasuki sistem pertahanan tubuhku, dan aku dibuat sangat lemah karenanya, aku sudah melupakan kejadian saat aku menamparnya tadi. Dan aku merasakan lututku mulai melemah.


Erik mengetahui bahwa memang pertahananku sudah runtuh, dan dia juga tahu bahwa ibunya sudah pasrah dengan rangsangan dari kenikmatan siksaan yang dia berikan dan dengan mudah dia membaringkan tubuhku ke lantai. Karpet berwarna merah muda pekat, dengan bahan kain sedikit berbulu, melapisi lantai kamar mandi utama kami, dan menjadi bantalan yang empuk dah halus yang memang tepat sekali untuk alas bercinta yang sangat indah, aku merasa badanku seperti perlahan melayang jatuh saat tubuh telanjangku terbaring, lebih tepatnya dibaringkan diatas bulu2 halus di karpet itu dengan dibantu oleh Anak lakiku tercinta yang kuat dan sangat tampan.

Setelah tubuhku terbaring di lantai, Erik langsung memeluku, aku berada di bawahnya yang juga menyambut pelukan itu dengan langsung mencium bibirnya dengan penuh gairah yang tertahan untuk diledakan, aku merasakan mulut Erik dan merasa anaku ini juga ingin di explor olehku,lidahnya menelusuri tiap inci dalam mulutku, baru kali ini aku merasakan tentang Erik anak laki-laki ku yang ternyata sangat hebat dalam bercinta.

Aku sempat terpikir, dengan apa yang sedang terjadi sekarang, dan dampak apa yang terjadi setelah kejadian ini, dan lama kelamaan bersama dengan desiran angin asmara diantara aku dan Anakku, pikiran itu hilang terbawa gelombang kenikmatan surga yang datang menerpa diriku dan aku merasa seperti tubuhku sedang melayang terbang jauh menuju sebuah Bintang yang memberikan harapan tentang kenikmatan suatu keintiman Seks yang indah yang mungkin akan aku rasakan dan diberikan oleh anaku sendiri.

Diriku semakin haus akan kepuasan, bukan saja haus melainkan aku sudah sangat merasakan lapar akan kenikmatan Bercinta, aku sudah sangat basah, aku sempat berpikir biarlah aku Hamil dari anaku sediri, semua sudah kepalang basah, yang penting aku hanya mau kenikmatan itu, aku arahkan agar Erik untuk segera memasukan batang K0ntolnya yang lumayan besar itu untuk segera menerobos masuk ke dalam Memek ibunya yang merah merona dan merekah yang sudah sangat banjir akan cairan-cairan kewanitaan.

Aku mulai menggenggam lengan atas Erik, dan merasakan otot bisep dan trisepnya yang semakin membuatku bergelora, dengan ketelanjangan kami berdua, aku merasakan bersatunya tubuh dan badan kami antara ibu dan anak, dengan sensasi yang benar-benar luar biasa, merasakan kulit ku bersentuhan langsung secara penuh dengan kulitnya tanpa adanya batasan dan halangan dan kami lakukan dengan tanpa ada rasa tabu diantara kami. Tubuhku sudah mendekap erat tubuhnya dan memperlihatkan suatu buaian – buaian kasih sayang dengan penuh nafsu dan rongrongan birahi. Aku menjadi birahi kepada anak lakiku, sangat dan teramat sangat, sehinggap Erik dapat dengan mudah membuat serapat mungkin tubuhnya kepadaku agar dia dapat lebih leluasa untuk menentukan posisi yang nyaman untuk menyetubuhi ibu kandungnya sendiri, yang mungkin terkesan kuno tapi klasik dengan cara bercinta lelaki diatas perempuan.

Dalam situasi berciuman kami yang penuh dengan hasrat dan birahi, aku bisa merasakan K0ntolnya mulai menyodok dan mulai mendorong mencari lubang Memek ibunya sendiri yang memang sudah basah, banjir oleh cairan yang licin dan lengket yang sudah siap untuk diterobos masuk, pintu kenikmatan surgaku seperti diketuk sudah siap kubuka, kenikmatan surga duniawi yang penuh dengan dosa, tapi sangat indah dan luar biasa, Surga duniawi sudah menunggu kami, dan kami berdua siap melayang terbang kesana menggapai kenikmatan yang terbalut dengan indahnya dosa. Birahi kami sudah sangat tidak bisa kami tolerir.

Tiba-tiba aku merasakan suatu sensasi yang sangat sulit untuk diungkapan, tanpa tuntunan tangan ku ternyata k0ntolnya telah menyeruak menerobos masuk dengan hentakan nafsu binatang seorang anak Laki2 dan terus mendesak terpompa semakin dalam dan semakin dalam ke liang Memek ku, dengan ukuran besar dan panjangnya k0ntol anaku aku sedikit merasakan agak ngilu pada bibir Memek ku, tapi rasa sakit dan ngilu itu terhapuskan oleh buaian gelombang nafsu birahiku yang sedang berkobar, dan aku merasakan suatu sensasi nikmatya dari suatu hujaman yang bisa menggapai rahimku, dimana kesucianku sebagai seorang ibu telah terengut dan dirampas oleh anak kandungku,yang selama ini hanya aku khususkan untuk suami ku tersayang, dengan jujur aku katakan aku menikmati terenggutnya dan terampasnya kesucian ini, kesucian dari sebuah Memek, sebuah rahim seorang ibu yang bisa menghasilkan sumber kehidupan dan benih dari suatu kehidupan baru.

Penetrasi demi penetrasi kami lakukan bersama, suatu dorongan, desakan dan hujaman demi hujaman K0ntol anak ku kedalam Rahim tempat dimana dulu dia dikandung. Penetrasi itu menimbulkan setruman setruman, yang secara intensif dari setiap gerakan didalam persetubuhan fisik kami dalam suatu hubungan sedarah/inces, yang termotivasi lebih dari suatu pengorbanan ungakapan cinta dari sepasang manusia. Hujaman K0ntolnya keluar dan masuk seperti itu berturut turut kedalam Memekku, dan aku dengan sangat senang menerima hujaman tersebut ke dalam memekku, pasti kami merasakan rasa persetubuhan yang sama indahnya, suatu sensasi kepuasan yang belum tentu bisa di gapai oleh orang lain.

Kenikmatan dari persetubuhan yang nista ini bagaikan binatang yang tidak mengenal ayah ibu atau anak, yang terpenting adalah kepuasan, aku merasa menjadi seorang yang primitive seperti tidak ada laki2 lain di dunia ini yang bisa memberikan aku kepuasan tanpa batas, erangan demi erangan kami lakukan, desahan demi desahan, dan jeritan jerita kecil yang ku ungkapan ke telinga Erik membuatnya semakin Liar menghujamkan k0ntol besar dan panjangnya itu sedalam dalamnya kedalam liang Memekku sehingga aku merasakan sodokan pada rahimku. Basahan dari keringat kami berdua yang membasahi sekujur tubuh kami, menimbulkan suara tepukan yang terdengar sangat dramatis, setiap tepukan dari bagian tubuh kami dari kulit yang basah oleh keringat, pertemuan antara selangkangan ku dengan selakangan Erik yang menimbulkan suara tepukan dipadukan dengan nikmatnya Sodokan, dan jeritan, sangat sulit diungkapkan. Yang pasti sangat nikmat.


Tubuh kami terkunci dalam suatu dekapan erat yang tak terlepaskan, dadanya mendekap dadaku sehingga payudaraku tergencet dan tertumpah menyembul ke samping diantara badanku dan dia, pinggul dan pahanya menghantam pinggul dan pahaku naik turun dengan sangat perlahan tapi pasti dengan nafsu birahinya kepadaku, dengan erat aku cengkram kedua pantat sexy anak ku, membantu mendorong membuat hujaman2 keras dan sedikit kasar untuk Memekku, gerakan yang sangat bermanfaat dan membuat kami seperti terbang bersama sesaat, merasakan hujaman demi hujaman yang dia lakukan terhadapku.

Aku mulai menantikan dengan waswas dan hati berdebar tapi sangat menginginkannya juga, aku sangat menyukai disaat saat seperti ini dimana aku rasakan sebuah k0ntol yang besar keras dan panjang akan menyemprotkan sperma di dalam Memekku, k0ntolnya sudah mulai berdenyut dengan hebat,dengan denyutan k0ntolnya itu pun aku juga mulai merasakan hal yang tak akan pernah kurasakan di di dalam hidupku, bahwa nafsu birahiku terpuaskan oleh anak kandung ku sendiri, Suatu sensasi yang memang sangat luar biasa, sepertinya aku juga akan mengalami oragasme. Sengaja aku tahan oragasme ku agar Aku dan Erik dapat bersama menikmati Nikmatnya Suatu dosa hubungan sedarah antara ibu kandung dengan anak kandungnya.

Erik memiliki K0ntol dengan batang dan kepala yang cukup besar, saat dia melakukan hujaman yang kali ini cukup terasa keras bagiku, tiba-tiba Erik diam mematung seperti membeku, badannya bergetar menahan suatu kenikmatan yang selama ini dia impi-impikan, Aku rasakan K0ntolnya seperti terkunci tertelan sangat dalam di memekku dengan kepala K0ntol berada jauh di dalam rahimku, aku melihat wajahnya yang tampan dan kedewasaan mulai tergambar dari raut wajahnya yang mungkin nanti menjadi Ayah dari anak yang akan ku kandung ini.

Akhirnya hal yang kutakutkan terjadi aku terlambat mencabut batang k0ntolnya dari dalam memekku, tapi disatu sisi aku merasakan sensasi nakal yang menjalar di tubuhku yang ingin merasakan rasanya jika dibuahi oleh anak kandung ku sendiri, Erik melenguh dan mendesah hebat K0ntolnya menyemburkan sperma di Rahimku tempat dimana aku mengandungnya, semburannya berkali kali sangat kencang terasa, dan saat itu pula aku merasakan Memekku juga berdenyut keras dan aku menjerit histeris karena merasakan Orgasme yang selama ini belum pernah aku rasakan, karena sensasi persetubuhan sedarah ini, aku merasa seperti terbebas terbang, aku orgasme sangat panjang dan lama seiring dengan keluarnya sperma Erik yang menyembur di dalam Memekku. Terasa hangat basah, gemericik, sedikit lengket pada selangkangan kami yang menempel terkunci satu sama lain, dengan aku menyilangkan kakiku pada pinggang Erik.

“Mam, aku mengeluarkannya di dalam…maaf”, ucapnya dengan nada datar, takut aku hamil, tapi dia puas tanpa ada penyesalan.
“Ya Tuhan, Erik… Kamu ini benar-benar nakal. Tapi mau gimana lagi, kan sudah keluar?”, itu yang aku katakan kepadanya.

Kami mengalami klimax persetubuhan sedarah yang sangat indah, terdengar tabu tapi faktanya indah dan luar biasa.
Spermanya perlahan lahan mengalir keluar dari dalam Memek ku, bercampur dengan cairan kewanitaan ku, spermanya sangat banyak, dan aku yakin dia sehat dan pasti spermanya juga sehat. Hamilkah diriku? Apa yang terjadi, menjadikan kami ketagihan akan hubungan rahasia yang sangat penuh dengan dosa, aku akan menjalani hubungan ini dengan caraku, dan aku tidak akan pernah menyerah.


Memang seperti yang aku katakan di awal cerita ini, perbuatan ini pasti tidak bisa di maafkan, apa yang kami lakukan pasti akan ada kosekwensinya, aku tahu itu dan aku mengerti.
Tapi disaat Erik ada disebelahku, dan waktu kami melakukan Dooggie style, atau jika aku berada diatasnya layaknya wanita penunggang kuda, atau di manapun kami menumpahkan cairan kenikmatan itu, semuanya mengandung resiko yang sangat tinggi, ketahuan oleh suami atau orang lain tentang hubungan sedarah kami, atau aku hamil. Tapi aku, kami berusaha secantik mungkin agar semua itu tertutup dengan rapih, dan sepintar mungkin agar aku tidak mengandung benih dari anak ku sendiri. Tapi sayangnya tetap saja aku berhasil jebol juga. Aku benar-benar menjadi hamil dari benih anakku sendiri

Singkat kata,” Waktu aku tahu Anak lakiku masuk kedalam kamar mandi, untuk mengintip Mamanya yang sedang Mandi, dan menawarkan suatu permainan yang beresiko tinggi, AKU TIDAK BISA MENOLAKNYA”!!!

Monday 23 May 2016

TANTE YANG MENJANDA DAN HOT

TANTE YANG HOT



Perkenalkan namaku Hardian, umurku saat ini 29 tahun. Setelah lulus dari kuliahku aku langsung bekerja disebuah rumah sakit swata terkenal karena saat kuliah aku mengambil jurusan kedokteran. Aku bekerja sudah lebih dari 2 tahun jadi sekarang aku sudah boleh membuka praktek dirumah sendiri. Dirumah sakit tempat aku bekerja, aku juga termasuk dokter yang pintar dan cerdas diantara dokter-dokter yang lainnya, karena pemilik rumah sakit juga memberikan penilaian tersendiri kepada dokter-dokter yang bekerja disitu. Di rumah sakit aku juga terkenal dengan banyak sahabat karena aku yang mudah bergaul dan mau berkumpul dari segala kalangan.


Sejak aku membuka praktek dirumahku sendiri, penghasilanku semakin banyak, jadi kehidupan ekonomiku sekarang berkembang dengan pesat. Banyak yang rela antri untuk berobat denganku. aku sendiri juga selalu menerima panggilan untuk datang kerumah pasien yang tidak bisa datang ketempat praktekku disebabkan karena faktor ekonomi dan prasarana. Sehingga pasien bisa sangat akrab denganku dan sangat baik padaku. Kadang aku juga dibawakan ala makanan apa saja dari pasienku. Sampai akhirnya aku ditugaskan oleh rumah sakit untuk berdinas di desa selama beberapa minggu.

Aku yang gak mau mendapat komentar jelek dari pemilik perusahaan pun menjalankan tugas tersebut dan aku sementara menutup tempat praktekku yang ada dirumah karena jarak antara desa dan rumahku sangat jauh sekali, gak mungkin jka untuk bolak-balik dalam sehari. Akhirnya aku berangkat kedesa yang sudah ditentukan oleh rumah sakit. Disana aku mendapat penginapan rumah milik warga yang seadanya saja, dan aku pun menerimanya.


Suatu malam hari, aku diminta mengunjungi pasien yang katanya sedang sakit parah di rumahnya. Seperti biasa, aku mengunjunginya setelah aku menutup praktek pada sekitar setengah sepuluh malam. Ternyata sakitnya sebenarnya tidaklah parah bila ditinjau dari kacamata kedokteran, hanya flu berat disertai kurang darah. Jadi dengan suntikan dan obat yang biasa aku sediakan bagi mereka yang kesusahan memperoleh obat malam malam, si ibu dapat di ringankan penyakitnya. Saat aku mau meninggalkan rumah si ibu, ternyata tanggul di tepi sungai jebol, dan air bah menerjang.

Hingga mobil kijang bututku serta merta terbenam sampai setinggi kurang lebih 50 senti dan mematikan mesin yang sempat hidup sebentar. Air di mana-mana, dan aku pun membantu keluarga si ibu untuk mengungsi ke atas. Karena kebetulan rumah petaknya terdiri dari 2 lantai dan di lantai atas ada kamar kecil satu-satunya tempat anak gadis si ibu tinggal. Karena tidak ada kemungkinan untuk pulang, maka si Ibu menawarkan aku untuk menginap sampai air surut.


Di kamar yang sempit itu, si ibu segera tertidur dengan pulasnya, dan tinggallah aku berduaan dengan anak si ibu, yang ternyata dalam sinar remang-remang, tampak manis sekali, maklum, umurnya aku perkirakan baru sekitar awal dua puluhan. Pak dokter, maaf ya, kami tidak dapat menyuguhkan apa apa, agaknya semua perabotan dapur terendam di bawah, katanya dengan suara yang begitu merdu, sekalipun di luar terdengar hamparan hujan masih mendayu dayu.

Oh, enggak apa-apa kok Dik, sahutku. Dan untuk melewati waktu, aku banyak bertanya padanya, yang ternyata bernama Tante Mirna. Ternyata Tante Mirna adalah janda tanpa anak, yang suaminya meninggal karena kecelakaan di laut 2 tahun yang lalu. Karena hanya berdua saja dengan ibunya yang sakit-sakitan, maka Tante Mirna tetap menjanda. Tante Mirna sekarang bekerja pada pabrik konveksi pakaian anak-anak, namun perusahaan tempatnya bekerja pun terkena dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Saat aku melirik ke jam tanganku, ternyata jam telah menunjukkan setengah dua dini hari, dan aku lihat Tante Mirna mulai terkantuk-kantuk, maka aku sarankan dia untuk tidur saja, dan karena sempitnya kamar ini, aku terpaksa duduk di samping Tante Mirna yang mulai merebahkan diri. Tampak rambut Tante Mirna yang panjang terburai di atas bantal. Dadanya yang membusung tampak bergerak naik turun dengan teraturnya mengiringi nafasnya. Ketika Tante Mirna berbalik badan dalam tidurnya, belahan bajunya agak tersingkap, sehingga dapat kulihat buah dadanya yang montok dengan belahan yang sangat dalam


Pinggangnya yang ramping lebih menonjolkan busungan buah dadanya yang tampak sangat menantang. Aku coba merebahkan diri di sampingnya dan ternyata Tante Mirna tetap lelap dalam tidurnya. Pikiranku menerawang, teringat aku akan Wati, yang juga mempunyai buah dada montok, yang pernah aku tiduri malam minggu yang lalu, saat aku melepaskan lelah di panti pijat tradisional yang terdapat banyak di kawasan aku berpraktek. Tapi Wati ternyata hanya nikmat di pandang, karena permainan seksnya jauh di bawah harapanku. Waktu itu aku hampir-hampir tidak dapat pulang berjalan tegak, karena burungku masih tetap keras dan mengacung setelah selesai bergumul dengan Wati.

Maklum, aku tidak terpuaskan secara seksual, dan kini, telah seminggu berlalu, dan aku masih memendam berahi di antara selangkanganku. Aku mencoba meraba buah dada Tante Mirna yang begitu menantang, ternyata dia tidak memakai beha di bawah bajunya. Teraba puting susunya yang mungil. dan ketika aku mencoba melepaskan bajunya, ternyata dengan mudah dapat kulakukan tanpa membuat Tante Mirna terbangun. Aku dekatkan bibirku ke putingnya yang sebelah kanan, ternyata Tante Mirna tetap tertidur. Aku mulai merasakan kemaluanku mulai membesar dan agak menegang, jadi aku teruskan permainan bibirku ke puting susu Tante Mirna yang sebelah kiri, dan aku mulai meremas buah dada Tante Mirna yang montok itu.


Terasa Tante Mirna bergerak di bawah himpitanku, dan tampak dia terbangun, namun aku segera menyambar bibirnya, agar dia tidak menjerit. Aku lumatkan bibirku ke bibirnya, sambil menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Terasa sekali Tante Mirna yang semula agak tegang, mulai rileks, dan agaknya dia menikmati juga permainan bibir dan lidahku, yang disertai dengan remasan gemas pada ke dua buah dadanya. Setalah aku yakin Tante Mirna tidak akan berteriak, aku alihkan bibirku ke arah bawah, sambil tanganku mencoba menyibakkan roknya agar tanganku dapat meraba kulit pahanya.

Ternyata Tante Mirna sangat bekerja sama, dia gerakkan bokongnya sehingga dengan mudah malah aku dapat menurunkan roknya sekaligus dengan celana dalamnya, dan saat itu kilat di luar membuat sekilas tampak pangkal paha Tante Mirna yang mulus, dengan bulu kemaluan yang tumbuh lebat di antara pangkal pahanya itu. Kujulurkan lidahku, kususupi rambut lebat yang tumbuh sampai di tepi bibir besar kemaluannya. Di tengah atas, ternyata clitoris Tante Mirna sudah mulai mengeras, dan aku jilati sepuas hatiku sampai terasa Tante Mirna agak menggerakkan bokongnya, pasti dia menahan gejolak berahinya yang mulai terusik oleh jilatan lidahku itu. Tante Mirna membiarkan aku bermain dengan bibirnya, dan terasa tangannya mulai membuka kancing kemejaku, lalu melepaskan ikat pinggangku dan mencoba melepaskan celanaku. Agaknya Tante Mirna mendapat sedikit kesulitan karena celanaku terasa sempit karena kemaluanku yang makin membesar dan makin menegang.

Sambil tetap menjilati kemaluannya, aku membantu Tante Mirna melepaskan celana panjang dan celana dalamku sekaligus, sehingga kini kami telah bertelanjang bulat, berbaring bersama di lantai kamar, sedangkan ibunya masih nyenyak di atas tempat tidur. Mata Tante Mirna tampak agak terbelalak saat dia memandang ke arah bawah perutku, yang penuh ditumbuhi oleh rambut kemaluanku yang subur, dan Penisku yang telah membesar penuh dan dalam keadaan tegang, menjulang dengan kepala kemaluanku yang membesar pada ujungnya dan tampak merah berkilat.


Kutarik kepala Tante Mirna agar mendekat ke kemaluanku, dan kusodorkan kepala kemaluanku ke arah bibirnya yang mungil. Ternyata Tante Mirna tidak canggung membuka mulutnya dan mengulum kepala kemaluanku dengan lembutnya. Tangan kanannya mengelus Penisku sedangkan tangan kirinya meremas buah kemaluanku. Aku memajukan bokongku dan Penisku makin dalam memasuki mulut Tante Mirna. Kedua tanganku sibuk meremas buah dadanya, lalu bokongnya dan juga kemaluannya. Aku mainkan jariku di clitoris Tante Mirna, yang membuatnya menggelinjang, saat aku rasakan kemaluan Tante Mirna mulai membasah, aku tahu, saatnya sudah dekat.

Kulepaskan kemaluanku dari kuluman bibir Tante Mirna, dan kudorong Tante Mirna hingga telentang. Rambut panjangnya kembali terburai di atas bantal. Tante Mirna mulai sedikit merenggangkan kedua pahanya, sehingga aku mudah menempatkan diri di atas badannya. Dengan dada menekan kedua buah dadanya yang montok, dengan bibir yang melumat bibirnya, dan bagian bawah tubuhku berada di antara kedua pahanya yang makin dilebarkan. Aku turunkan bokongku, dan terasa kepala kemaluanku menyentuh bulu kemaluan Tante Mirna.

Lalu aku geserkan agak ke bawah dan kini terasa kepala kemaluanku berada diantara kedua bibir besarnya dan mulai menyentuh mulut kemaluannya. Kemudian aku dorongkan Penisku perlahan-lahan menyusuri liang sanggama Tante Mirna. Terasa agak seret majunya, Karena Tante Mirna telah menjanda dua tahun, dan agaknya belum merasakan Penis laki-laki sejak itu. Dengan sabar aku majukan terus Penisku sampai akhirnya tertahan oleh dasar kemaluan Tante Mirna.

Ternyata Penisku cukup besar dan panjang bagi Tante Mirna, namun ini hanya sebentar saja, karena segera terasa Tante Mirna mulai sedikit menggerakkan bokongnya sehingga aku dapat mendorong Penisku sampai habis. Menghunjam ke dalam Memek Tante Mirna. Aku membiarkan Penisku di dalam Memek Tante Mirna sekitar 20 detik, baru setelah itu aku mulai menariknya perlahan-lahan, sampai kira-kira setengahnya, lalu aku dorongkan dengan lebih cepat sampai habis.


Gerakan bokongku ternyata membangkitkan berahi Tante Mirna yang juga menimpali dengan gerakan bokongnya maju dan mundur, kadangkala ke arah kiri dan kanan dan sesekali bergerak memutar, yang membuat kepala dan Penisku terasa di remas-remas oleh Memek Tante Mirna yang makin membasah. Tidak terasa, Tante Mirna terdengar mendasah dasah, terbaur dengan dengusan nafasku yang ditimpali dengan hawa nafsu yang makin membubung. Untuk kali pertama aku menyetubuhi Tante Mirna, aku belum ingin melakukan gaya yang barangkali akan membuatnya kaget.

Jadi aku teruskan gerakan bokongku mengikuti irama bersetubuh yang tradisional, namun ini juga membuahkan hasil kenikmatan yang amat sangat. Sekitar 40 menit kemudian, disertai dengan jeritan kecil Tante Mirna. Aku hunjamkan seluruh Penisku dalam dalam, kutekan dasar kemaluan Tante Mirna dan seketika kemudian, terasa kepala kemaluanku menggangguk-angguk di dalam kesempitan Memek Tante Mirna dan memancarkan air maniku yang telah tertahan lebih dari satu minggu.

Terasa badan Tante Mirna melamas, dan aku biarkan berat badanku tergolek di atas buah dadanya yang montok. Penisku mulai melemas, namun masih cukup besar, dan kubiarkan tergoler dalam jepitan Memeknya. Terasa ada cairan hangat mengalir membasahi pangkal pahaku. Sambil memeluk tubuh Tante Mirna yang berkeringat, aku bisikan ke telinganya, Tante Mirna, terima kasih, terima kasih.

Sunday 22 May 2016

TERTIPU OLEH TUKANG KUSUK

DITIPU



Rencana untuk berlibur kesampaian juga diman aku dan teman sekantor liburan ke pengandaran berempat kami berangkat Aku, Sita, Zilfa dan cowoknya Zilfa namanya Edi , kurang lebih 6 jam akhirnya sampai di tempat tujuan kami sebelumnya sudah menyewa tempat penginapan satu rumah yang terdiri dari 2 kamar tidur 1 kamar mandi dan ruangan tamu.


Karena kami tiba sudah larut malam, maka setelah menurunkan barang-barang.. Kami pun langsung masuk ke kamar masing-masing, aku satu kamar bersama Sita, sedangkan Zilfa satu kamar bersama cowoknya, kamar yang aku tempati terdiri atas dua ranjang yang terpisah, sebuah lemari pakaian dan meja rias dengan kacanya yang besar dan jendela yang menghadap ke laut.

Karena capek, lelah dan ngantuk.. Kami pun langsung tidur tanpa ganti baju lagi. Keesokan harinya aku bangun jam 10 pagi dan aku melihat Sita sudah tidak ada ditempat tidurnya, aku pun langsung bangun dan menyisir rambutku yang panjang (sebahu lebih) dan keluar kamar, ternyata tidak ada siapa-siapa..

“Wah pada kemana mereka..” pikirku, tetapi tiba-tiba HP ku berbunyi, ternyata Sita menelphon.

“Sudah bangun non..” serunya.

“Kalian lagi dimana sih?” seruku.

“Oh iya.. Sorry, kita lagi pergi cari film nih.. Tadi enggak tega bangunin kamu..” seru Sita.

“Yaa.. sudah.. Titip makanan yaa..” sahutku

“Okey non” lalu hubungan terputus.

Kini aku sendirian di bungalow itu, lalu aku pun segera mandi.. Dan menikmati segarnya guyuran air
dari shower, setelah mandi akupun memakai CD dan BH warna pink (aku suka yang satu warna) dan memakai kimono, setelah itu aku duduk-duduk disofa tamu sembari mengeringkan rambutku dengan handuk, tiba-tiba aku melihat secarik kertas diatas meja, disitu tertulis ‘menyediakan jasa pijat, urut dan lulur’ dan dibawahnya ada nomor teleponnya.


“Ah betapa enaknya dipijat.. Kebetulan badan lagi pegel..” pikirku sembari membayangkan dipijat oleh si mbok dirumah, lalu aku menelphon nomor itu dan diterima oleh seorang wanita disana, setelah mengutarakan maksudku, akhirnya wanita itu bilang.. Tidak lama lagi akan datang pemijat ke kamar aku, setelah itu akupun duduk menanti..

Tak lama kemudian pintu diketuk dari luar, segera aku bangkit dan membuka pintu.. Dan.. Terkejutlah aku, karena tampak seorang pria dengan baju putih berdiri diambang pintu, lalu.
“Selamat siang neng.. Anu.. Tadi manggil tukang pijat yaa?” seru pria itu.

Tampak pria itu berumur kira-kira 45-an, tidak terlalu tinggi tapi kekar dan berkulit coklat.

“Eh.. nggak.. Anu.. Iya pak..” sahut aku, “Anu.. Bapak tukang pijatnya..?” tanyaku.

Pria itu tersenyum lalu, “Iya neng”.

Wah.. Kini aku rada sedikit panik, tidak menduga kalau tukang pijatnya seorang pria, tapi tanpa aku
sadari aku malah mempersilahkan bapak itu masuk, setelah masuk.

“Mau dipijat dimana Neng?” tanyanya.

“Ngk.. Di.. Kamar aja pak” sahutku, lalu aku membiarkan bapak itu mengikutiku menuju kamar, tiba
didalam kamar, bapak itu segera dengan cekatan membereskan ranjang tidurku, lalu menyuruhku untuk tengkurep diatas ranjang.

Aku mengikutinya, dan berbaring tengkurep diatas ranjang.. Lalu terasa tangan si bapak itu yang kasar itu mulai memijat-mijat telapak kaki dan kedua betisku, aku benar-benar merasakan nikmatnya pijatan bapak itu, kemudian.

“Maaf neng.. Kimononya dibuka yaa” serunya,

Aku hanya diam saja ketika kimonoku dibuka dan diletak diranjang satunya lagi, kini hanya tinggal CD dan bra saja, setelah memijat betis dan bagian paha..

Si bapak beralih ke punggungku, memang terasa enak pijatan si bapak ini, setelah itu aku merasakan si bapak menuangkan oil ke atas punggungku dan mulai mengosoknya, lalu.


“Maaf yaa Neng” serunya sembari melepas tali BHku, aku hanya diam saja, kedua tanganku aku taruh dibawa bantal sementara kepalaku menoleh ke arah tembok, terasa geli juga ketika si bapak mulai mengurut bagian samping tubuhku.

Lalu terasa tangan si bapak mulai mengurut kebagian bawah dan menyentuh CD ku, lalu “Maaf yaa neng..” serunya sembari tangannya menarik CDku kebawah, aku terkejut tapi anehnya aku membiarkan si bapak itu melorotkan CD ku hingga lepas.

Kini si bapak dengan leluasa mengurut tubuhku bagian belakang yang sudah telanjang itu, lalu si bapak mengosokan oil ke seluruh tubuhku bagian belakang dari pundak sampai ketelapak kaki dan dibawah sinar lampu kamar, aku yakin tubuhku akan tampak mengkilap karena oil itu.

Aku hanya berdiam diri saja.. Dan membiarkan si bapak mengurut bagian dalam pahaku, kedua kaki ku direnggangkan..

Oouhh.. Pasti sekarang dibapak dapat melihat kemaluanku dari belakang.. Pikirku, tapi aku hanya diam saja..

Dan diam-diam merasakan nikmat ketika tangan dibapak menyentuh-nyentuh bibir vaginaku, lalu dibapak naik ke atas tempat tidur dan duduk berlutut diantara kedua paha ku, aku hanya bisa pasrah saja ketika si bapak merenggangkan kedua pahaku lebih lebar lagi dan membiarkan kedua tangan si bapak mengurut-urut bagian pinggir vaginaku..

Gilaa.. Aku terangsang hebat.. Dan setiap jari-jari si bapak menyentuh bibir vagina ku.. Akupun
mengelinjang.

Setelah cukup lama, akhirnya si bapak menuangkan oil ke atas pantatku.. Terasa cairan oil itu merambat melewati anus dan terus sampai ke vaginaku, kemudian dengan kedua tangannya.


Si bapak mulai mengurut bongkah pantatku, dan aku benar-benar merasakan nikmat dan membiarkan si bapak membuka bongkah pantatku dan pasti dia dapat melihat bentuk kemaluanku dengan jelas dari belakang berikut anus ku.. Oohh

Tiba-tiba terasa jari-jari si bapak mengusap-usap anus ku.. Gilaa.. Aku terangsang hebat.. Apalagi
terasa sedikit demi dikit jari telunjuk dibapak itu dicolok-colok ke dalam anus ku.. Bergetar hebat
tubuhku.

Dan tanpa aku sadari aku mengangkat pantatku hingga setengah menungging, tiba-tiba kedua tangan si bapak memegang pangkal paha ku dan mengangkat pantatku ke atas, aku menurut saja..

Hingga akhirnya aku menungging dihadapan si bapak itu, kepala ku.. kubenamkan ke atas bantal.. Dan membiarkan si bapak mempermainkan vaginaku dengan jari-jarinya..


Tiba-tiba.. Ooouuhh.. Aku mengeluh panjang ketika terasa jari si bapak menyusup masuk ke dalam
anusku..

Terasa sedikit mules ketika jari telunjuk si bapak itu di sodok-sodok keluar masuk lobang pantatku,
oohh.. Aku hanya bisa meringis saja dan akupun mengelinjang hebat ketika tangan si bapak yang satunya menyusupkan jarinya ke dalam liang vaginaku..

Gilaa.. Aku merasakan nikmat luar biasa.. Aku hanya pasrah saja dan membiarkan si bapak mengocok-ngocok vagina dan anusku dengan jari-jarinya,Cerita Sex Terbaru

Tanpa sadar aku meluruskan kedua tanganku untuk menopang tubuhku.. Hingga kini posisiku seperti orang merangkak, sementara si bapak tetap duduk berlutut dibelakang. Cukup lama juga jari-jari si bapak menyodok-nyodok liang vaginaku dan lobang pantatku..

Dan aku benar-benar menikmati.. Sehingga tanpa sadar vaginaku sudah basah bercampur dengan oil..
Tiba-tiba aku merasakan ada sesuatu yang menempel dimulut vaginaku, ternyata si bapak telah
mengarahkan batang kemaluannya ke bibir vaginaku, aku hanya pasrah dan membiarkan ketika secara pelan-pelan batang kemaluan si bapak mulai ditekan masuk ke dalam vaginaku..

Oohh.. Nikmat.. Tanpa disadari.. Aku mengerak-gerakan pinggulku juga, tubuhku terguncang-guncang ketika si bapak mulai menyodok-nyodok vaginaku dengan batang kemaluannya..
Aahh.. Nggkk.. Ohh.. Aku benar-benar merasakan nikmat.. Dan diam-diam aku mencapai klimaks tanpa sepengetahuan si bapak itu, tiba-tiba si bapak mencabut batang kemaluannya dari vaginaku..

Lalu oohh.. Gilaa.. Terasa ujung batang kemaluan si bapak ditempelkan ke anusku.. Wah dia mau
menyodomi aku.. Pikirku memang aku pernah melakukan anal sex.. Tapi ini..

Lalu si bapak menarik kedua tanganku kebelakang dan menyuruh aku membuka belahan pantatku dengan kedua tanganku sendiri.. Kemudian terasa jari-jari si bapak mengolesi anusku dengan oil..


Dan kadang-kadang menyusupkan satu dua jari nya ke dalam.. Kemudian terasa pelan-pelan batang kemaluan si bapak menerobos masuk ke dalam anus ku..

Aakk.. Nggkk.. Aku mengeluh.. Rada sakit dikit.. Tapi setelah semua batang kemaluan si bapak amblas.. Dan ketika si bapak mulai menyodok-nyodok keluar masuk.. Ahh.. Nikmatnya.. Terasa sedikit mules tapi aku benar-benar enjoy anal sex ini..

Tetapi kini aku merasakan kenikmatan yang.. Tidak klimaks-klimaks.. Sampai basah tubuh ku dengan
peluh.. Tetapi si bapak tidak kunjung klimaks juga, rasa nikmat.. Mules.. Campur aduk.. Aku hanya bisa meringis-ringis sembari memejamkan mata saja, tetapi akupun tidak tinggal diam..
Jika si bapak menghentikan gerakannya, maka aku langsung mengerakan pinggulku maju-mundur sehingga batang kemaluan si bapak tetap keluar masuk lobang pantatku hingga akhirnya lama kelamaan gerakan si bapak semakin cepat.. Dan terdengar nafasnya yang semakin memburu, rupanya si bapak sudah mau klimaks..

Akupun membuka belahan pantatku semakin lebar dengan kedua tanganku, lalu terdengar si bapak mengerang aahh.. Nggkk.. Lalu ia menjabut batang kemaluannya dari lobang pantatku lalu disemburnya airmaninya kepunggungku crot.. crot..

Terasa ada cairan kental dan hangat membasahi punggungku.. Sampai kerambutku dan akupun seketika rebah telungkup.. Dengan nafas masih memburu.. Dan masih merasakan nyeri di duburku.

Setelah itu si bapak.. Pergi ke kamar mandi.. Akupun segera mengambil CD ku dan mengelap air mani si bapak yang belepotan dipunggung ku.. Tiba-tiba aku mendengar suara pintu dibuka..

Akupun segera mengenakan kimonoku dan berjalan keluar kamar.. Ternyata si bapak itu sudah tidak ada.. Loh gimana sih ini orang.. Pikirku.. Ah.. Biar aja kalau enggak mau dibayar..

Lalu akupun menuju kamar mandi.. Terasa lengket punggung ku karena oil tadi, tetapi tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.. Akupun segera merapihkan kimonoku dan berpikir.. Pasti si Sita dan kawan-kawan sudah pulang, ketika pintu aku buka tampak seorang ibu-ibu dengan kebaya berdiri diluar.. Lalu.


“Selamat siang neng.. Neng yang.. Mau dipijet kan?” seru ibu itu.

“Iya.. Ibu siapa” tanyaku

“Saya tukang pijatnya neng” sahutnya..

Gilaa.. Siapa dong bapak tadi.. Walaupun aku terkejut.. Tetapi jujur.. Aku enjoy sekali dengan
permainan si bapak itu.. Tapi.. Andaikan tunangan kutahu.. Ah.. Jangan sampailah.

Friday 20 May 2016

HYPER SEX

ABG HYPER SEXX



AGEN BOLA PIALA EROPA 2016

Perkenalkan namaku Hendra sampai sekarang aku masih melanjutkan kuliah di sebuah universitas di Magelang. Umurku masih 20 tahun. Cerita ini berawal ketika aku dan temanku Ronald, Jefry dan Rudi yang senang bermain game online ataupun sekedar bermain internet, membuka sebuah game centre dan warnet yang terletak di daerah Magelang Utara.

Pada dasarnya sih kami membuka usaha itu cuman iseng-iseng aja. Yah dari pada nggak ada kerjaan ataupun malah menghabiskan uang untuk main game atau main internet di tempat lain, mendingan buat sendiri toh bisa nambah uang buat jajan dan beli rokok.

Belum lama usaha kami buka, kami seperti setengah kaget dan senang. Bagaimana kami tidak senang, kebanyakan user kami adalah cewek-cewek siswi SMU dengan postur tubuh yang sangat mempesona, bahkan bisa diibaratkan buah apel yang siap di petik. Dan juga masih banyak gadis-gadis muda yang main ke tempat kami. Dengan keramahan teman-teman ysng selalu sopan dan romantis dalam melayani pelangan, yah kami memang cukup professional. Bahkan postur tubuh kami dan wajah kami juga cukup lumayan mungkin itu juga salah satu faktor yang membuat mereka tertarik untuk selalu datang berkunjung.

Di antara gadis-gadis yang masih segar itu ada satu yang sangat istimewa di mataku dan teman-temanku. Namanya Reny dia cukup cantik, bukan hanya cantik, luar biasa mungkin dan istimewa tentunya. Terkadang dia datang dengan Karina, Monica dan Cindy teman-teman Reny yang juga tidak kalah cantik, tapi lebih istimewa Reny tentunya dan akhirnya suatu kesempatan, dia datang sendiri ke tempat kami. Ketika dia baru duduk aku sapa,
”Loh temennya mana Ren”, dia hanya menjawab,
“Dah pada balik, pada mau les katanya”.
Lalu aku berbalik ke mejaku dan berusaha mencuri-curi untuk sekedar melihat lekuk tubuhnya dari balik monitor komputerku.

15 menit sudah aku memandangnya, eh dia membalas pandanganku, aku kaget juga jangan-jangan dia marah, eh dia malah tersenyum. Kareny penasaran dia sedang apa aku mencoba melakukan remote anything ke komputernya, yah kami biasanya menyebutnya dengan kata-kata SPY, gitu deh bahasa gaulnya. Aku kaget juga setelah tau bahwa dia membuka situs-situs yang berhubungan dengan sex dan pornografi. Mukaku memerah, entah suka atau benci, tapi yang jelas kaget sekali. Dengan nekat kucoba mendekati komputernya, lalu kutanya dia,

“Hayooooo Reny lagi buka apa”,
Kareny tanpa persiapan dia langsung kelabakan seperti anak ayam kehilangan induknya dan dengan cepat dia menutup kolom situs-situs tersebut. Tapi dengan cepat aku menjawab,
”Ngga papa lah ama gue ini, nyantai aja lagi”.
Langsung saja muka dia memerah, entah malu atau takut. Lalu dia menjawab,
“Emangnya tadi Hendra liat Reny lagi buka apa?”, tanyanya.
“Liatlah, ngga perlu ke sini juga Hendra bisa liat dari komputer Hendra “, jawabku sambil mengedipkan mata, lalu dia tertawa kecil dan tersenyum manis seperti gadis yang masih polos.
Lalu dengan cepat aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini aku langsung berkata,
“Mau di temenin ngga Ren biar Hendra cariin situs-situs yang lebih bermutu”.
Dia diam sejenak lalu menjawab,


“Ya udah Hendra duduk di sebelah Reny aja”, katanya lembut penuh arti.
Waduh bakalan seru nih batinku, untung aja temen-temenku yang lain pada bermain basket di dekat situ, jadi semuanya lancar tanpa hambatan. Kami sempet ngobrol sejenak, dan dari situ kuketahui bahwa dia anak pejabat di kota ini, dalam batinku aku berkata wah ternyata anak pejabat neh.

Lalu mulai kucarikan dia situs-situs porno yang belum pernah dia lihat, kulihat raut mukanya berubah seperti cacing kepanasan tangannya tak bisa diam, aku lihat dia sangat terangsang dengan gambar-gambar dan video yang aku carikan lewat internet. Wah cepet honey dia batinku, lalu tak kubiarkan dia hanya melihat saja, lalu aku berbisik,
“Ren dari pada liat, punyaku nganggur neh, kan sayang kalo di diemin”, ia kaget kukira dia marah.
Eh ternyata dia malah langsung memegang senjataku yang dari tadi sudah on ketika aku duduk di sebelahnya, kontan saja aku kaget dan senang. Lalu dengan cepat aku juga merangsang dia dengan memegang payudara yang sangat indah itu dari belakang.
Untung warnet lagi sepi batinku dalam hati, anehnya saat itu tak ada satupun pelanggan yang datang, yah mungkin di karenykan hujan yang cukup deras. Kulihat dia kurang puas memegang senjataku jika terhalang oleh celana pendekku, lalu dia mencoba memelorotkan celanaku hingga batang kemaluanku bisa dalam posisi enak untuk di kocok oleh tangannya yang lembut itu. Dan dia berkata,
“Hendra punya kamu gede juga ya”,
Aku hanya terdiam. Tanpa sadar aku sangat menikmatinya, hingga aku hampir berteriak
“Aah… uchhhh… ahhh terus Ren” lalu Reny dengan cepat menutup mulutku dengan ciuman bibirnya yang lembut dan sangat sensual itu.
Wah untung sepi coba klo banyak orang tadi di sini bakalan berabe batinku. Setelah dia puas dia mencium bibirku, dia melanjutkan dengan menciumi kemaluanku, sungguh luar biasa gadis anak pejabat yang masih polos ini melakukan hal-hal dalam sex yang sangat mengairahkan.
Aku di buat sangat puas olehnya bahkan aku dibuat tak berdaya, 10 menit kemudian aku mengangkat kepalanya dan aku bisikan mesra di telinganya, Ren gantian masak kamu terus yang muasin aku kamu kan belom puas, dia tersenyum pertanda iya. Langsung saja aku puaskan dia di antara sekat-sekat yang menjadi pembatas di antara komputer-komputer di warnet ini. Dia kulihat sangat menikmati permainanku, aku mencoba sedikit membuka bajunya untuk melepas Bhnya.
Kareny kami melakukannya di tempat umum aku mencoba untuk menahan diriku untuk tidak mencoba menelanjanginya, sehingga aku tetap merangsang payudaranya di balik seragam sekolahnya, tanpa bisa melihat payudaranya yang berukuran 34 b itu. Dia terdengar mendesah lembut dan sangat sexy,

“Aah ah… u ah.. hhhhhh… ahhhhh” terdengar dari mulut nya.
Berkali-kali kupilin puttingnya dia mengelinjang hebat sekali, dan meracau tidak karuan.
”Aah uh. Hendra terus sayanggggg… Hendrayy…ahhhhhh”.
Setelah merangsang buah dadanya aku langsung mencoba mengelus vaginanya dengan jariku, kareny dia memakai rok SMU sehingga tidak sulit untuk melakukannya. Kurasakan vaginanya sudah sangat basah di karenykan rangsanganku di buah dadanya tadi, bulu-bulu kemaluanya juga kuraba, wow sangat rapi batinku. Aku berusaha tidak memasukan jariku ke vaginanya kareny dia masih perawan.


Kucoba merangsang dia lewat gesekan-gesekan lembut di tanganku, kurasakan badannya kejang dan keringat keluar dari seragam sekolahnya yang tanpa memakai Bh itu.Dia berulang kali mendesah,
“Hendra ampunnn Hendra sayang yuyy nikmattttt………”.
Padahal itu baru kugesek dengan tangan bagaimana klo kumasukan senjataku ke dalam vaginanya batinku.

Setelah 10 menit melakukan itu dia berteriak.
“AahhhhHH… hhhhh… SSSshhhhhh”, dan seketika itu juga dia mengalami orgasme pertamanya.
Kemudian dia terkulai lemas di pelukanku, sambil membelai dia aku membenarkan posisi celanaku dan dia juga mencoba membenarkan letak posisi seragam dan roknya itu.
Lalu aku mengambilkan air minum untuk dia lalu berkata,
“Yah gitu aja dah jebol gimana klo ML bisa-bisa Reny ngga bisa bangun 2 hari gara-gara kehabisan stamina dong”. candaku.

Lalu dia menjawab,
”Eh enak aja kan tadi baru training, jadi ya butuh pelatihan dolo kayak tadi”.
Aku hanya tertawa kecil, eh malah dia langsung bilang Hendra mau ngajarin Reny yang lebih expert lagi ngga, klo mau abis ini aja kita pergi mau ngga tanyanya. Sejenak aku berpikir tapi langkah-langkah kaki datang menuju tempat itu dan kulihat wajah-wajah teman-temanku muncul, diantaranya Ronald, Jefry dan Rudi.

Langsung saja kusapa,
“Abis basket kalian”, dengan tersenyum Jefry hanya menjawab,
”Daripada ngurusin basket mendingan ngurusin Reny”.
Mereka pun semua tertawa dan kulihat Reny juga tersenyum nakal dan berusaha menunggu jawabanku. Lalu setelah teman-teman ke belakang aku bisikan ke telinga Reny…
“Ya udah tar gue ajarin yang lebih hot lagi ya,” Reny tersenyum dan aku pergi berkemas untuk pergi bersama dengan Reny.

Setelah itu kami pergi dengan meminjam mobil milik Ronald. Dalam perjalanan aku bertanya,
“Mau kemana ini Ren?”,
Dia menjawab.
”Di rumah Reny aja kan Papa Mama sedang pergi ke Jakarta kak Adi sedang ke Jogja”,
Aku kaget dan berkata,
”Bener nih di rumahmu?”,
“Iya bener” katanya.
Setelah kami sampai di rumahnya aku kaget juga dengan rumahnya yang besar seperti istana itu wah gede banget rumahnya dan juga indah.
Setelah memarkir mobilku aku di bimbing Reny untuk masuk ke rumahnya. Wah tampaknya dia terlihat tidak sabar. Lalu aku menunggunya mandi sambil nonton tv dan menikmati hidangan yang sangat enak, kayak Raja nih batinku.


Setelah dia selesai mandi, ia menghampiriku hanya dengan memakai handuk yang dia balutkan di tubuhnya, ketika melihatnya, tenggorokanku seperti tidak dapat menelan kue-kue yang tadi aku makan, dan dengan segera Reny mengambil jus jeruk yang ada di meja kamarnya lalu meminumnya, setelah itu mencium bibirku dan mengalirkan jus jeruk yang telah dia minum tadi seolah-olah induk yang memberikan makan anak-anaknya.

Setelah itu dia membuka handuknya yang tadi membungkus tubuhnya yang putih mulus dan sexy itu. Wah payudaranya benar-benar luar biasa kencang dan besar, tak kusangka anak SMU kelas tiga sudah matang, bulu-bulu halus yang ketika di warnet tadi aku pegang, aku bisa melihatnya dengan jelas. Sungguh pemandangan yang luar biasa.
Tanpa segan-segan lagi dia memintaku untuk menservicenya.

Dia berkata,
”Ayo kok malah diem katanya mau ngajarin”, ucapnya,
Aku berkata,
“Kamu cantik banget Ren tubuhmu juga sexy”.
Tanpa menunggu dia bicara langsung saja kubenamkan kepalaku di payudaranya itu dan mencoba untuk merangsang salah satu bagian sensitif itu, lalu dia mulai mendesah seperti tadi,
“Aah… OuchHhh… uhhhhhh… Ahhhhhh……..”,

Dia sangat menikmatinya bahkan sesekali dia menjambak rambutku, kulihat payudaranya sangat kencang dan kenyal sekali sesekali aku meremas-remasnya dan aku pun juga sangat menikmatinya, payudara yang indah. Lalu kuteruskan dengan menciumi bagian kewanitaannya, dia terlihat memejamkan mata sangat menikmatinya, dan dia meremas-remas payudaranya sendiri mencoba merangsang tubuhnya sebaik mungkin. Ketika klitorisnya kuhisap-hisap dia sangat kewalahan dan berteriak-teriak,

“Hendra aduhh enak ah… ouchhhh… ahhhHh… uhh”.
5 menit kemudian, giliran dia merangsang diriku. Kulihat dia mengocok penisku dengan lembut dan menghisapnya bagaikan permen lollipop yang sangat manis,

“Oohh… ahhhhhhh… hahhhh”,
Aku sangat menikmatinya, dia menjilati batang kemaluan dan tidak ketinggalan buah zakarku juga ikut dia hisap.
Aku sudah tak bisa berkata apa-apa lagi selain menikmati permainanya. Ketika aku hampir memuntahkan laharku aku mencoba melepaskan senjataku dari hisapannya dan gengamannya, lalu kubaringkan dia diranjangnya dan aku berbicara mesra,
”Tahan ya sayang, pertama-tama sakit tapi nanti juga enak kok”, kataku.
Dia mengangguk pertanda iya. Kucoba membobol vaginanya ternyata sangat sulit, pada usaha pertama melesat dan setelah kuoleskan kream di vaginanya, pada usaha ketiga aku berhasil memasukkan separo penisku ke dalam kemaluannya.


Dia menjerit kesakitan,
“Hendray sakitT Hendrayyyyy ampunnNnNnnnnn”, jeritnya, tapi aku tetap melakukannya dan bless seluruh batang kemaluanku sekarang berada di dalamnya bersamaan dengan bercak-bercak darah keperawanannya.
Kubiarkan diam sejenak supaya vaginanya terbiasa menerima kehadiran benda asing itu, setelah kurasakan vaginanya bisa menerima penisku, kucoba menarik maju mundur.
Jeritan sakit yang tadi dia ucapkan berganti dengan desahan-desahan wanita yang sedang mengalami persetubuhan yang sangat nikmat. Dan tidak henti-hentinya dia selalu mendesah dan setengah berteriak.

“Aah terus Hendra sayang kocok terus bikin Reny puas ah ouchhhhh shhhhh terus kocok jangan berhenti sayangggg… “, rancaunya, aku juga sangat menikmati denyutan-denyutan di dalam vaginanya itu, gerakan menghisap yang sangat nikmat sekali di alami oleh penisku kemudian aku membalikan posisinya supaya kami bisa melakukan doggy style.
Lalu kusuruh dia berdiri dan bersandar di depan kaca meja riasnya dan kumasukan senjataku dari belakang sehingga aku bisa menikmati keindahan tubuhnya dan payudaranya serta paras cantik wajahnya dari kaca tersebut.
15 menit kejadian itu berlangsung kudengar dia berteriak,
“Aahhhh Hendra aku keluarrrrrrrrrrr…….”, oh tampaknya dia baru saja mendapatkan orgasme pertamanya.

Kucabut penisku dari dalam vaginanya dan membiarkan Reny istirahat sebentar.
Setelah cukup istirahat. Dia mengajakku untuk melanjutkannya di kamar mandinya yang seperti kolam renyng itu kareny sangat luas.
Kontan saja kareny terburu nafsu aku langsung tancap gas dan segera memasukan penisku ke dalam vaginanya yang merah merekah itu. Aku sangat menikmati guyuran shower yang membasahi tubuh kami, seolah-olah membasahi jiwa yang kekeringan akan kehausan sex.
Reny terus merancau dan akhirnya aku sangat merasakan kenikmatan yang luar biasa, penisku yang dari tadi disedot kurasakan sangat membengkak dan mencapai klimaks sampai ubun-ubun rasanya, aku berteriak,


“Reny aku mauuuuuuu keeeeluuuarrrrrrrrrrrrrrrrrr mauuu diii kelluariinnn dii mannna?”. jeritku menahan nikmat,
Dia sambil ngos-ngosan bilang
“Di dalam ajjjaaaaa”,
“Ngga papa Rennn”,
“Laggiii masaaaaaa tiiiidakkk suburrrrrr”,
Dan Reny juga tampak merancau lagi dan berteriak,
“Yaaaa uuu daaa hhhhh kii taaa ssssaaammaa saaammaaaaaaaaaaaaaaaa”.
Aku tak dapat menahan lagi dan jebolah pertahananku kusemburkan maniku di dalam vaginanya dia juga tampak mencapai orgasme keduanya.
Setelah itu dia masih menjilati kemaluanku dan membersihkan sisa-sisa maniku, lalu kami mandi bersama.
Setelah selesai aku pamit pulang, aku pamit dengan mengecup kening Reny dan berkata pelajarannya udah cukup kan, dia hanya tersenyum dengan lembut sungguh seperti gadis yang sangat polos dan berkata ,

“Hendra besok kesini ya ajak Ronald, Jefry ama Rudi, jangan lupa loh “.
Aku cukup bingung kok ngajak yang lain segala ya batinku. Lalu selepas jam 6 malam esoknya kami ber 4 berkunjung ke rumah Reny. Betapa kagetnya kami ketika di sana kami disambut dengan mesra oleh keempat gadis yang sangat cantik di antaranya Karina, Monica, Cindy dan Reny tentunya, lalu tanpa basa-basi lagi mereka berkata.

“Wah wah kak Hendra jahat kok kita-kita kemaren ngga diajak sech, yang di ajak cumin Reny aja, ngga suka ya ma kita-kita?“, kontan saja aku sendiri kaget.
Dan teman-temanku juga ikutan binggung, lalu tanpa rasa malu Reny menjawab
“Hendra kemaren ma aku ML loh”.

Aku kaget kenapa dia membuka rahasiaku tapi sebelum aku sempat bicara Reny menjawab
“Jadi hari ini Ronald, Jefry ama Rudi ngajarin Karina, Monica and Cindy, terus Reny tentunya ama Hendra dong”, katanya.


Tentu saja teman- teman ku ngga jadi marah malah jadi senang, lalu aku berkata dalam hati wah rejeki mereka juga neh. Lalu kami pergi ke daerah Kaliurang dan menyewa sebuah villa di sana dan melewati hari dan malam penuh akan nafsu, gairah dan kehausan akan sex.
Dan sampai sekarang jika ada waktu kami masih melakukannya baik di kamar mandi warnetku, di rumah Reny, di hotel atau villa.

Bahkan sekarang banyak pelanggan wanitaku menjadi kekasihku hanya untuk semalam/one night stand. Begitu juga dengan teman-temanku Ronald, Jefry dan Rudi mereka juga kalang kabut menerima order dari para wanita yang kesepian. Tapi atas dasar suka sama suka, maaf kami bukan Gigolo

Thursday 19 May 2016

TANTE YANG MERASA KESEPIAN

PERTOLONGAN KU MEMBUAHKAN HASIL SEKS



Tinggal di komplek perumahan memang banyak meninggalkan cerita. Gossip, polemik rumah tangga, persaingan keluarga dan masih banyak lainnya. Seperti yang terjadi pada tetanggaku ini. Sebut saja keluarga Hendra. Sebuah keluarga cukup berada di lingkunganku. Pak Hendra adalah pengusaha yang terbilang sukses, punya usaha Cargo yang cukup dikenal dalam urusan export import.


Hanya saja seiring dengan perkembangan usahanya pak Hendra harus sering meninggalkan keluarganya karena berbagai urusan usahanya termasuk entertain client nya, atau juga entertain para pejabat untuk memuluskan berbagai perijinan. Saking seringnya urusan “keluar” (sengaja dikasi tanda petik untuk memberi konotasi seperti yang kita pahami) tersiar juga kabar kalau pak Hendra memiliki simpanan diluar sana. Kondisi ini tentu saja tidak menyenangkan bagi bu Santi, istri pak Hendra.

Maklum di komplek perumahan begini, berita cepat menyebar bak gosip selebrity. Sebagai tetangga aku juga prihatin dengan keadaan keluarga bu Santi. Entah apa yang kurang dari diri bu Santi ini sehingga tega teganya pak hendra memiliki wanita lain.
Perlu aku jelaskan bu Santi ini orangnya cantik, putih, tinggi dengan bentuk tubuh yang bagiku sempurna, bagaimana tidak, dengan kulit bersih yang selalu terawat dan belahan dada yang menantang (entah disengaja atau tidak, bu Santi sering memamerkan belahan dadanya dengan mengenakan baju yang berleher rendah) dan yang bagiku sangat menarik adalah bentuk pantatnya yang bulat dan agak tinggi kayak pantat bebek.

Hanya saja dia memang agak tertutup dan kurang bergaul di lingkungan kami. Karena rumah ku berhadapan dengan rumah pak hendra hanya dibatasi jalan komplek aku jadi sering tahu apa yang terjadi di dalam rumah tersebut. Terlebih lagi rumahku tidak punya tembok pembatas seperti rumah lainnya, maklumlah bujangan yang baru saja beli rumah itupun cicilan jadi belum bisa bikin pagar. Sering kali aku lihat pertengkaran dirumah itu yang akhirnya berujung dengan perginya pak hendra naik Honda CRV-nya kemudian disusul dengan munculnya bu Santi menutup pagar dengan mata sembab.

Hal ini tidak lepas dari pengamatanku (kayak pengamat militer) dan sering pula tanpa sengaja aku bertemu pandang dengan bu Santi. Biasanya bu Santi memaksakan tersenyum kearahku dan akupun membalas dengan senyuman…. Berawal dari sinilah pada suatu hari aku memberanikan diri bertanya pada bu Santi meskipun aku dapat menerka apa yang telah terjadi. Mulanya dia mengelak untuk bercerita tapi setelah aku janjikan aku bisa menjaga rahasia dan mungkin bisa menolong bu Santi mempersilahkan aku untuk datang kerumahnya.


Rumah besar dengan perabotan lengkap ternyata menyimpan kesedihan bagi bu Santi. Bu Santi punya seorang putri kelas 2 SD, seorang pembantu setengah baya yang sering kupanggil bibik juga tinggal disana. Persis seperti yang di gunjingkan orang, bu Santi cerita kalo suaminya sekarang jarang dirumah, seringkali pulang pagi dan juga beberapa kali tidak pulang 1 sampai 2 hari. Belum lagi jika pak hendra harus pergi ke kota lain otomatis bu Santi ditinggal untuk beberapa hari tanpa berita. Bu Santi yakin suaminya punya WIL, tapi dia nggak tahu siapa orang ke tiga tersebut. Dia ingin sekali untuk mengetahui siapa adanya orang ketiga tersebut itu sebabnya dia menawarkan kerjasama agar aku mencari tahu kegiatan suaminya termasuk mencari tahu identitas WIL nya pak hendra.

Singkat cerita akupun menyanggupi karena aku merasa kasihan dengan keadaan bu Santi, tapi bukan itu saja, bu Santi menjejali kantongku dengan sejumlah uang dan sebuah HP kamera sebagai alat mata-mataku. Kedekatanku dengan bu Santi semakin bertambah karena aku harus memberikan laporan padanya. Tidak susah mencari bukti perselingkuhan pak hendra, seminggu setelah menerima tugas dari bu Santi, aku mendapati pak hendra sedang menggandeng wanita muda di sebuah rumah makan dekat kantornya, wanita ini mungkin kalah cantik dibanding bu Santi, hanya saja lebih muda dan sexy. aku membuntuti pak hendra sehabis makan malam itu sampai ke sebuah rumah dimana dia mengantar wanita tersebut.

Bukan itu saja pak hendra rupanya “lembur” di rumah tersebut dan baru pulang sekitar jam 12 an. Selang 2 hari kemudian kejadian yang sama terjadi lagi dan pak hendra “lembur” lagi….. setelah yakin dengan pengamatanku dan tentu saja dengan bukti bukti otentik foto dari hp kamera yang di bekali bu Santi, akupun siap menghadap dan memberi laporan pas pak hendra tidak dirumah. Diluar dugaanku bu Santi tidak syok sama sekali, mungkin karena dia sudah menduga isi laporanku. Dengan tenang dia memintaku untuk mengantarkan ke rumah wanita yang aku maksudkan.
Dengan naik mobil Picanto nya bu Santi kami berangkat sore hari berharap wanita itu sudah dirumah. Tiba disana aku tidak melihat tanda tanda mobil pak hendra tapi aku yakin ada orang dirumah. Bu Santi memutuskan masuk meskipun aku larang, tapi rupanya dia sudah siap mental. Aku menunggu didalam mobil agak jaur dari rumah tersebut khawatir kalau kalo pak hendra datang.

Selang 15 menit telponku berbunyi, bu Santi minta aku menjemputnya. Dalam perjalanan pulang bu Santi tidak banyak bicara hanya saja dia memintaku untuk mengarah ke pantai. Kami berhenti di pantai dan disitulah bu Santi menangis. Aku tidak tahu harus berbuat apa, aku biarkan saja bu Santi menangis di dadaku, aku tidak bisa bicara (gak tahu harus bilang apa) hanya mencoba menenangkan bu Santi dengan mengelus elus punggungnya.


“De, (panggilanku Dode) cantik mana aku dengan perempuan tadi?” tiba tiba bu Santi bertanya Aku sedikit kaget, tapi segera menjawab
“cantik bu Santi lah, bukan Cuma menghibur tapi kenyataannya begitu” jawabku
“tapi kenapa bapak mengencani perempuan itu?” tanyanya lagi.
Aku mengerti arah pembicaraan bu Santi, rupanya dia tidak habis pikir kenapa suaminya mengencani wanita yang notabene tidak lebih cantik dari dirinya.
“mungkin sudah sifatnya lelaki bu”
“maksudmu?” bu Santi mengejar dengan pertanyaan.
“yaaah… biasa barang baru, lebih muda, atau servisnya kali bu” aku menjawab sekenanya takut membuat bu Santi tersinggung. “maksudmu aku sudah tidak menarik lagi?”
“bukan begitu, bu Santi masih sangat menarik kok, cantik juga sexy, setidaknya menurut pandangan saya begitu, mungkin karena bapak tertarik barang baru aja bu” Bu Santi menarik nafas, entah apa yang berkecamuk dalam hatinya.
Kami terdiam beberapa lama.

“De… kamu masih mau bantu saya?” akhirnya dia buka suara
“Tentu bu, dengan senang hati saya akan bantu sebisa saya”
“kamu bilang aku masih menarik, apa aku cukup menarik buat kamu?” suara sendu itu bagaikan guntur ditelingaku, terus terang aku memang mengagumi wanita ini bahkan tak jarang pula membayangkan dapat bercinta dengannya.

Tapi mendengar pertanyaanya ini aku kikuk sendiri, tanganku gemetaran, otakku berfikir mungkin ini saatnya aku dapat mewujudkan bayanganku selama ini, tapi aku takut salah mengartikan kata katanya, aku tidak berani gegabah.
“maksud bu Santi?” “tolong jangan panggil aku ibu, aku merasa tua, panggil saja namaku kecuali dirumah tentunya”
“ooh itu… kalau Cuma itu tentu saya bisa lakukan” jawabku pura pura bloon.
Kulihat bu Santi tersenyum kecil.

“bukan Cuma itu De, kalau aku cukup menarik buat kamu, tentunya kamu mau dong sama aku” eehh… saya tentu saja mau, tapi takutnya Santi bakal menyesal.
Saya tahu bu Santi lagi guncang, saya tidak mau ambil kesempatan dalam keadaan seperti ini” aku mencoba bijaksana


“bukan kali ini saja aku sakit hati De, kamu tahu sendiri…. Aku sudah lelah sakit hati sendiri. Aku tidak mau memikirkan ini lagi, yang ingin kulakukan sekarang adalah sedikit melupakan. Aku lelah jadi istri setia, kalau suamiku bisa melakukan itu kenapa aku tidak? Paling tidak aku masih bisa menikmati hidup khan?” Santi mengeluarkan segenap perasaannya.
“yakin kamu mau melakukan ini? Tanyaku lagi. Dan Santi hanya menyunggingkan senyum pertanda mengiyakan, akupun memeluknya dengan erat dan memberikan kecupan mesra dibibirnya yang mungil.

Dia pun memepererat pelukannya, tampak kalau dia benar benar ingin menikmati suasana.
“kita cari tempat yang aman yuk” ajakku, yang dibalas dengan cubitan kecil di pinggangku. Aku starter mobil ke arah penginapan terdekat.
Aku pilih kamar yang cukup luas dan nyaman, kesan pertama harus menggoda. Santi duduk dipinggiran bed dengan wajah sayu. Setelah membayar sewa kamar short time kepada penjaga, aku mengunci pintu. Kudekati Santi perlahan.
“kalau nggak yakin sebaiknya jangan dipaksakan, gak apa apa kok” aku mencoba buka pembicaraan sambil berjongkok didepannya.

Aku pegang kedua tangannya dengan lembut. Aku yakin dia perlu sentuhan kelembutan saat ini. Santi menarik nafas …
“aku sangat yakin” katanya, tangan lembutnya mengusap pipiku.
“sudah lama aku ingin melakukan ini, bukan hanya karena dendam kepada suamiku de, tapi juga karena aku merasa butuh orang yang peduli padaku. Selama ini suamiku menyia-nyiakan aku, aku butuh kasih sayang de, aku butuh bercinta dengan nyaman, aku butuh kamu” katanya dengan mimik serius.
Agak kaget juga aku mendengarnya.

“aku juga sudah lama memperhatikan kamu ris, pertamanya karena kasihan dengan keadaanmu, tapi kemudian aku merasa menyayangimu” kulemparkan rayuan gombalku.

“aku tahu kamu memperhatikankan aku, itu sebabnya pilihanku jatuh pada kamu de” dia mulai mendesah aku sudah sampai dilehernya. Kunikmati bulu bulu halus ditengkuknya dengan bibirku.
Aku berpindah ke tempat tidur, duduk dibelakang Santi. Tanganku memeluk pinggangnya, sungguh pinggang yang ramping, aku tidak merasakan ada lemak disana sementara bibirku melanjutkan menelusuri leher Santi sampai ke belakang telinga, jilatan kecilku membuat Santi mendesah panjang. Tangan Santi mulai menyetir tanganku dan mengarahkannya ke buah dadanya, tidak kusia-siakan akupun meremas dengan lembut.

Aku benar benar ingin menikmatinya sepenuh hati, kembali desahan halus keluar dari bibir Santi membuatku tambah bergairah. Beberapa kali remasan cukup membuatku penasaran ingin segera menyaksikan buah dada yang selama ini hanya kulihat belahannya saja. Kubuka kancing bajunya satu persatu dibantu tangan Santi yang juga cekatan melanjutkan sampai pakaiannya terlepas, kembali remasan halus kuberikan pada buah dadanya. Terasa lebih mantap tanpa baju dan aku bisa menyaksikan belahan dada yang mulus didepanku. Tidak terlalu besar tapi menggelembung padat seperti mau lepas dari penyangga bra nya. Tanganu menyelinap ke punggung Santi hendak mencari kaitan tapi segera ditahan Santi. Malah dia membimbing tanganku kearah depan, rupanya kaitannya ada didepan.


Dia menoleh kebelakang dan tersenyum, langsung saja kulumat senyumannya yang dibalas Santi dengan cepat . tanganku langsung membuka kaitan bra-nya Santi, yang terpampang sekarang adalah pemandangan yang luar biasa, aku tertegun beberapa saat sebelum melanjutkan remasan remasanku. Kali ini bukan hanya desahan yang kudengar tapi juga gerakan tubuh Santi yang meliuk lik setiap kali tangan ku meremas.

“sayang… kamu lembut sekali…
“bisiknya “kamu suka?” tanyaku
“ya sayang aku suka sekali… perlakukan aku dengan lembut sayang”
“tentu… tubuh seindah kamu sayang untuk dikasari” ujarku sambil pindah posisi. Kali ini aku turun dari tempat tidur, kuangkat tubuh Santi keatas tempat tidur seperti menidurkan bayi, tangan Santipun melingkar dileherku.

Kali ini posisi Santi dalam keadaan telentak siap untuk disantap. Perlahan kudaratkan ciuman mulai dari keningnya, terus turun ke ujung hidung, kemudian melumat sebentar pada bibirnya, meluncur lagi turun ke leher, sapai berhenti diantara belahan payudayanya yang hangat. Kubiarkan saja payudara itu terlepas dan kupermainkan dengan jilatan bergantian kiri dan kanan, sementara tanganku bersiap melucuti celana jean yang dikenakannya.

Dengan bantuan kaki Santi yang sangat kooperatif maka terlepaslah celana itu berikut cd-nya. Aku berdiri mematung menikmati tubuh indah tanpa busana didepanku. Yang selama ini hanya terjadi didalam mimpiku kini nyata. Santi tersenyum sangat manis, tahu kalau mataku sedang menikmati pemandangan tubuh indahnya. Kulanjutkan penelusuranku kearah perut, dengan beberapa jilatan pada udelnya mulutku langsung meluncur keselangkangan Santi.

Yang terjadi kemudian adalah Santi mengangkat pinggulnya seakan hendak menyuguhi mulutku dengan memeknya. Bau kahas wanita sudah kucium bercampur dengan farfum yang dipakai Santi. Ketika lidahku mulai membelah bibir memeknya, terdengar rintihan panjang….
“De… hibur aku sayang…. Puaskan aku…. Aku ingin lepas….. “ Aku mulai menjilati bibir memek Santi, tangan satunya sibuk meremas payudara dan yang satunya membantu membuka paha Santi sehingga aku leluasa untuk menikmati memek Santi.

Sembulan kecil merah kulahap dengan nikmat diiringi deru nafas Santi yang semakin memburu. Sodokan lidahku mulai masuk ke lubang sempit memeknya beberapa kali ku ulangi antara jilatan, hisapan dan sodokan disana membuat posisi Santi jadi berubah tak karuan sprei pun sudah telepas akibat ditarik dengan hebat oleh Santi. Sampai akhirnya dia menghentikan gerakanku.


“sayang berhenti sebentar… “ katanya sambil menahan kepalaku
“kenapa?” tanyaku
“aku sudah tidak kuat, aku mau meledak”
“gak apa apa… lepaskan saja”
“gak ah… aku mau menikatinya bersama sama, kamu bahkan belum buka pakaian” katanya.
Aku baru sadar kalo aku masih berpakaian utuh sementara Santi sudah telanjang bulat. Kembali Santi duduk ditepi ranjang dan Aku pun berdiri dan membuka kancing bajuku. Rupanya Santi cukup kreatif, melihat kesibukanku membuka kancing baju dia pun berinisiatif membukakan kancing dan resleting celanaku. Baju kulempar begitu saja kelantai sementara celana kuplorotkan sampai lepas dengan kakiku. Tinggal cd-ku saja yang membungkus k0ntol ku yang sudah tegang dari tadi. Santi memegang k0ntolku dari luar cd dan perlahan meremasnya.

Tanpa menunggu perintah dia pun meloloskan k0ntolku dari cd-ku. Tampak si boy mengacung tepat kea rah mulut Santi. Dielusnya perlahan, diciumnya dari pangkal sampai keujung sampai kemudian di masukkannya kedalam mulutnya. Aku membereskan melepas cd-ku sambil menikmati hisapan lembut bibir Santi pada k0ntolku. Hanya sebentar tapi cukup membuatku merinding sampai akhirnya Santi memohon untuk pertarungan yang sebenarnya. Dia telentang pasrah di tempat tidur dan aku bersiap memasukkan k0ntolku kedalam memeknya. Dengan bantuan tangannya yang membimbing k0ntolku kuarahkan si boy ke lubang kenikmatan Santi.


“aduh sayang … pelan pelan ya… agak sakit” katanya
“ya sayang … kayaknya lubangnya kekecilan” kataku pula.
Aku tidak jadi menusukkan siboy tapi aku gesek gesekan sebentar pada bibir memeknya Santi. Akupun mencoba melumat bibir nya untuk menambah sensasi.. Santi paham benar cara menaikkan nafsu. Dia mengimbangi gesekan kepala k0ntolku.

“masukkin sayang … aku sudah siap” katanya lagi.
Dan siboy dibimbingnya masuk kelubang kenikmatannya. Perlahan tapi pasti si boy menyusup diantara kehangatan memek Santi yang telah basah. Kulihat dia menggigit bibirnya sendiri sampai kemudian dia berteriak keras ketika seluruh k0ntolku berhasil masuk ke memeknya.
“ooooh ssaaayaanng …… enakk sekali …… oooohhhhh….ssssssshhhhh genjot sayang… uuh terus” dan entah apalagi katakata yang keluar dari bibirnya.

Dia meracau dan mendesah tanpa henti dan tubuhnya pun tidak berhenti meliuk, mengangkat pinggul….. Cuma 5 menit…
“aku mau keluar … aku gak tahan… “ teriaknya
“keluarin aja sayang… nikmati harimu… lepaskan bebanmu “ aku member dorongan.
Dan yang terjadi kemudian …. Tubuh Santi bergetar, k0ntolku rasanya seperti dijepit….. dan dia mengangkat pinggulnya tinggi tinggi kemudian menghempaskannya begitu saja ke ranjang ….. tidak ada suara beberapa saat sekitar 10 detik yang kurasakan hanya denyutan denyutan pada memek Santi. Kemudian..

“aaahhhhhhhhhhhhhhhhhhh……….” Desahan yang sangat panjang sambil memelukku erat.
Kubiarkan saja begitu beberapa lama sambil mengatur nafas untuk sesi berikutnya.
“terima kasih sayang, aku belum pernah merasakan yang seperti ini dari suamiku. Sekarang aku sangat yakin aku tidak menyesal melakukan ini. Aku mendapat lebih daripada apa yang bisa diberikan suamiku” celotehnya kemudian, terdengar seperti kata kata balas dendam.
“suamimu saja yang tidak bisa menikmati kamu. Kamu sangat luar biasa”pujiku pula.
Santi tersenyum.


“maaf ya aku duluan keluar, udah gak tahan banget” katanya
“gak apa apa, khan masih bias dilanjutkan”
“tentu saja… aku akan layani kamu sampai puas malam ini” Maka berlanjutlah pertarungan kami, Santi keluar untuk kedua kalinya disaat aku hampir sampai, dan itu memberiku kesempatan untuk mengatur rithme permainanku dan melanjutkan ke tahap berikutnya.

Aku menyudahi permainan ketika Santi menjerit untuk ketigakalinya, dan saat itu dorongan lahar dari k0ntolku juga tak tertahankan, akhirnya aku semburkan begitusaja dalam memek Santi. Tampaknya dia juga tidak keberatan. Kami beristirahat sambil berpelukan dengan k0ntol masih menancap.
Dalam perjalanan pulang aku menayakan prihal cara pulangku. Aku khawatir ketahuan pak hendra. tapi Santi memastikan kalo pak hendra tidak akan pulang malam itu, karena sedang pergi ke kota S menemui clientnya